Erick Thohir: Ada Gap Anggaran Rp 20,81 Triliun dari Usulan PMN 2023

Sama halnya dengan In Journey, IFG dan PT Reasuransi Indonesia Utama, juga belum mendapatkan persetujuan dana dari nota keuangan alias masih nol.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Sep 2022, 12:03 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir (kiri) bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terdapat gap anggaran sebesar Rp 20,81 triliun dari usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2023 dengan alokasi pada nota keuangan yang disetujui. Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9/2022).

“Sesuai dengan usulan yang telah kami laporkan kepada Komisi VI dan kita koordinasikan kepada tentu pihak stakeholder yang lain, bahwa usulan awal itu Rp 67,82 triliun,” kata Erick Thohir.

Adapun rinciannya, PMN untuk Hutama Karya pada usulan Raker sebelumnya mengusulkan Rp 30 triliun ini untuk pengembangan tol Sumatera sampai Jambi. Namun, yang disetujui hanya Rp 28,90 triliun.

“Kemarin kita di info bahwa akan ada PMN senilai Rp 28,90 triliun. Jadi, tidak Rp 30 triliun tapi Rp 28,90 triliun,” ujarnya.

Lalu untuk PLN, usulan awal PMN-nya sebesar Rp 10 triliun untuk program listrik masuk desa. Kemudian dalam nota keuangan, Kementerian keuangan memberikan Rp 10 triliun, sama sesuai usulan.

Selanjutnya, PMN untuk In Journey, belum ada keputusan dari jumlah usulan PMN yang dibutuhkan sebanyak Rp 7,50 triliun. PMN tersebut, sebenarnya untuk pengembangan daripada 5 destinasi wisata yang ada di Bali, Labuan Bajo, Manado, NTT dan lain-lain.

“Sampai hari ini belum ada keputusan jadi masih nol,” imbuhnya.

 

2 dari 4 halaman

IFG dan PT Reasuransi Indonesia Utama

Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kanan) seusai mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen,Senin (2/12/2019). Rapat membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sama halnya dengan In Journey, IFG dan PT Reasuransi Indonesia Utama, juga belum mendapatkan persetujuan dana dari nota keuangan alias masih nol. Untuk IFG, Kementerian BUMN mengusulkan PMN sebesar Rp 6 triliun guna salah satu penugasan KUR yang dijalankan oleh Askrindo dan Jamkrindo.

“Cuman kemarin sepertinya belum disetujui. Jadi, hubungannya sebenarnya buat KUR untuk sebagai Askrindo dan Jamkrindo, jadi bukan IFG nya bukan Jiwasraya-nya,” ujarnya.

PMN untuk PT Reasuransi Indonesia Utama diajukan Rp 3 triliun, untuk penguatan modal yang tidak lain bahwa kata Erik, insurance coverage perusahaan pelat merah sekarang itu akan dikonsolidasikan, sehingga kalau dilakukan reasuransi ke luar negeri maka bisa lebih murah.

“Ini perlu penguatan daripada modal yang ada di dalam tetapi kemarin juga belum disetujui,” ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Defend ID dan ID Food

Menteri BUMN, Erick Thohir (kiri) bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kanan) mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Senin (2/12/2019). Rapat membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya, PMN untuk Defend ID usulan pertama adalah Rp 3 triliun, yang disetujui Rp 1,75 triliun. Tujuan PMN untuk Defend ID tidak lain untuk memperbaiki daripada kinerja keuangan dari Defend ID itu sendiri.

“Di mana kita sekarang di Defend ID mendapatkan banyak alokasi order baik dari kemenhan maupun dari Kementerian lain, termasuk beberapa pesawat terbang yang diorder bahkan ada order dari luar negeri sebagai dari UAE. Memang tentu dalam kita menerima order yang kita perlu menjaga juga cashflownya, memang kemarin baru dikasih Rp 1,75 triliun,” ujarnya.

Lalu, PMN untuk ID Food diajukan sebesar Rp 2 triliun untuk memperkuat daripada ekosistem pangan yang ada di ID Food, termasuk perbaikan daripada program untuk nelayan, perikanan maupun untuk program petani. Namun, dalam nota keuangan belum disetujui.

“Yang emmang kondisi ID Food dalam keadaan yang belum maksimal, Tapi kemarin belum disetujui Kami mencari alternatif lain untuk ID Food ini kita sudah bicara dengan PPA Danareksa untuk mereview seluruh strategi daripada pengembangannya. Jadi ada opsi-opsi di ID Food yang kita harus lakukan,” katanya.

 

4 dari 4 halaman

Damri dan PT KAI

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Damri PMN yang diusulkan sebesar Rp 870 miliar, tujuannya untuk menuju bagaimana public transportasi menuju bis listrik. Tetapi hingga kemarin, kata Erik, belum disetujui. Maka, pihaknya akan mencoba jalan lain.

PMN usulan pertama untuk Airnav sebesar Rp 790 miliar namun yang disetujui hanya Rp 660 miliar. Hal ini disetujui karena untuk pembaruan alat, apalagi Indonesia sudah ada kerjasama regional dengan Singapura.

Terakhir, PMN untuk KAI juga belum mendapat keputusan. Usulan PMN-nya sebanyak Rp 4,10 untuk perbaikan kereta api.

“Jadi, total kemarin yang disetujui Rp 41,31 triliun, tetapi Kami sedang juga mendorong dan sepertinya ada jalan keluar, ada cadangan investasi yang akan diberikan senilai Rp 5,7 triliun Jadi totalnya Rp 47 triliun. Rp 5,7 triliun ini terus terang kami belum mendapat detail penggunaannya untuk apa saja, tetapi bisa juga untuk keperluan yang tadi saya jabarkan sebelumnya,” pungkas Erik.

 

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya