Gunung Padang Cilacap, Peninggalan Kerajaan Padjajaran yang Mirip Piramida

Juru kunci Gunung Padang Cilacap mengatakan konon situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Padjajaran yang diyakini dulunya berupa tumpukan kayu yang akan digunakan untuk membangun kerajaan.

oleh Tifani diperbarui 06 Jul 2022, 06:00 WIB
Situs Bebahanan, Gunung Padang, Majenang, Cilacap berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Gunung Padang Cilacap dikenal sebagai situs Pabahan berada di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Situs yang menyerupai piramida atau punden berundak.

Konon tampak seperti batuan panjang berbentuk heksagonal yang tetumpuk begitu saja. Dikutip dari berbagai sumber, juru kunci situs ini mengatakan konon situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Padjajaran yang diyakini dulunya berupa tumpukan kayu yang akan digunakan untuk membangun kerajaan.

Namun karena tidak terpakai, kayu tersebut teronggok begitu saja dan lambat laun berubah menjadi batu. Diyakini dulunya formasi batuan tersebut masih tampak indah, tersusun rapi dan membentuk latar menarik dengan tinggi 14 meter dan lebar 12 meter.

Konon awalnya, situs tersebut tidak boleh dipublikasikan oleh sang penunggu. Akan tetapi lambat laun, sang penunggu memperbolehkan situs itu diketahui publik.

Disembunyikannya situs sejarah ini karena ditakutkan masyarakat akan kembali menjarah kayu besar yang masih banyak terdapat di tempat itu. Jika hal itu terjadi dan menyebabkan hutan gundul, masyarakat di bawah Gunung Padang Majenang Cilacap akan kesulitan mendapatkan air dan terancam mengalami tanah longsor dan banjir.

Bagi sebagian masyarakat, situs pabahan ini digunakan sebagai tempat berdoa jika memiliki keinginan, seperti rezeki melimpah, dilancarkan jodohnya dan juga pekerjaannya. Masyarakat sekitar percaya bahwa situs Pabahan ini dapat mengeluarkan cahaya merah memancar.

Maka dari kisah tersebut situs ini dinamakan Gunung Padang atau dalam bahasa Indonesia berarti terang. Sebelumnya, situs ini dinamakan Gunung Cendana karena banyak ditemukan kayu cendana di tempat itu.

Untuk berdoa di situs Gunung Padang tersebut, pengunjung harus mengambil air wudu untuk membersihkan diri. Air diambil dari Sungai Cikahuripan yang bermakna air kehidupan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya