Meta Pangkas Jumlah Lowongan Kerja Gara-Gara Krisis Ekonomi

Mark Zuckerberg mengumumkan, perusahaan yang dipimpinnya, Meta, akan memangkas jumlah lowongan kerja yang dibuka tahun ini. Pemangkasan jumlah lowongan kerja hingga 30 persen dari rencana awal ini dilakukan untuk mengantisipasi krisis ekonomi yang bakal terjadi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Jul 2022, 09:00 WIB
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Liputan6.com, Jakarta - Mark Zuckerberg, CEO Meta sekaligus pemilik Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengumumkan akan menurunkan jumlah rekrutan engineer hingga 30 persen. Itu artinya, Facebook memangkas jumlah lowongan kerja yang dibuka perusahaan.

Bukan hanya itu, Mark Zuckerberg juga memperingatkan para karyawannya mengenai krisis ekonomi yang bakal datang.

Mengutip Gizchina, Senin (4/7/2022), pendiri Facebook ini menyebut jumlah lowongan kerja posisi engineer yang dibuka pada 2022 akan diturunkan ke 6000-7000 posisi. Rencana awalnya, Meta Facebook mau merekrut 10.000 pegawai di tahun ini.

Selain itu, beberapa posisi di perusahaan akan tetap kosong setelah pemotongan yang direncanakan. Meta juga mau meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

Menurut Zuckerberg, karyawan yang tidak bisa mencapai tujuan lebih tinggi yang sudah ditetapkan oleh manajemen, harus dikeluarkan.

Sebelumnya perusahaan sudah memperingatkan tentang rencana pengurangan jumlah lowongan kerja yang dibuka. Kini, Facebook memberikan angka spesifik berapa banyak lowongan yang dibuka.

Terkait kondisi ekonomi yang memburuk, perusahaan menyebut akan memangkas biaya secara signifikan pada paruh kedua tahun ini.

Reuters menyebut, hal ini mungkin berdampak pada privasi pengguna, mengingat adanya kekhawatiran iklan dari regulator dan publik.

Perlu diketahui, sejak awal tahun, perusahaan telah kehilangan sekitar setengah dari nilai pasarnya. Masalah dimulai usai laporan hasil pendapatan kuartal 4 tahun 2021 menyebut jumlah pengguna Facebook turun untuk pertama kalinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Fokus ke Metaverse Butuh Modal Besar

Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Selain memperketat kebijakan personel, Meta juga harus menyesuaikan strategi pengembangannya. Di satu sisi, Meta kini fokus pada video pendek agar bisa bersaing dengan TikTok.

Namun di sisi lain, Meta juga perlu melanjutkan pekerjaan mahalnya dalam membangun teknologi metaverse.

Chief Product Officer Meta Chris Cox juga memperingatkan, pada akhir 2022, jumlah GPU di data center harus lima kali lipat lebih banyak dari saat ini. Hal tersebut diperlukan untuk mendukung algoritme rekomendasi AI Facebook dan Instagram.

Meski tengah berada di masa penuh tantangan, Reels tumbuh dua kali lipat dalam setahun terakhir dan 80 persen pertumbuhan berasal dari Facebook.

Terkait hal ini, manajemen berupaya menyiapkan tayangan iklan di Reels sesegera mungkin agar bisa memetik keuntungan lebih.

Facebook juga meningkatkan pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) untuk kembali menambah penghasilan, mengingat saat ini ada perubahan kebijakan privasi Apple yang diperkirakan menurunkan pendapatan sekitar USD 10 miliar per tahun 2022.

3 dari 4 halaman

Setop Dompet Kripto Novi

(ilustrasi/guim.co.uk)

Sebelumnya, Meta Facebook mengakhiri uji coba untuk Novi, dompet digital perusahaan sekaligus bagian terakhir dari proyek mata yang kriptonya. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.

Mengutip The Verge, Minggu (3/7/2022), dalam situs Novi, Meta mengatakan, dompet digital dan mata uang kripto itu akan ditutup pada 1 September 2022. Meta juga meminta pengguna untuk menarik dana mereka di dalamnya sesegera mungkin.

Dengan penutupan ini, pengguna Novi akan kehilangan akses ke akun mereka mulai September mendatang dan tidak bisa lagi menambahkan uang ke Novi mulai 21 Juli ini.

"Jika seseorang lupa menarik sisa saldo mereka (hingga waktu yang disebutkan di atas), Meta akan mencoba mentransfer dana mereka ke rekening bank atau kartu debit yang ditambahkan ke layanan," kata Meta.

Sekadar informasi, sebelumnya, Novi diluncurkan sebagai proyek pilot terbatas ke pengguna di AS dan Guatemala, pada Oktober lalu.

Novi mulanya dibangun untuk mendukung transaksi cepat dan gratis menggunakan mata uang kripto yang didukung Meta, Diem.

Sayangnya, niat baik Meta tersebut terhalang oleh peraturan-peraturan yang memaksa Meta untuk bermitra dengan Coinbase untuk menggunakan stablecoin (USDP) Paxos sebagai gantinya.

 

4 dari 4 halaman

Masih Belum Menyerah dengan Mata Uang Kripto

Libra, mata uang kripto milik Facebook yang ditolak di Eropa (Foto: Engadget)

Meta menjelaskan, sebelumnya mereka masih berencana menambahkan dukungan untuk Diem di kemudian hari. Namun, banyak hal mulai berantakan pada akhir 2021 hingga 2022.

Sebelum berganti jadi Meta, Facebook merilis Diem yang mulanya bernama Libra. Proyek mata uang kripto ini harus terganjal pengawasan karena terkait dengan Facebook. Selanjutnya, kelompok independen di balik Libra mengganti nama proyek menjadi Diem dengan tujuan untuk memisahkannya dari Facebook.

Kemudian, anggota Senat AS meminta Meta untuk menutup Novi, tidak lama setelah peluncurannya Oktober lalu. Alasannya karena Meta Facebook dianggap tidak dapat dipercaya untuk mengelola mata uang kripto.

Kepala proyek mata uang kripto Meta, David Marcus meninggalkan Meta satu bulan kemudian. Lalu, Diem menjual asetnya yang senilai USD 200 juta pada awal 2022, menandai berakhirnya proyek tersebut.

Sekadar informasi, berakhirnya Diem tidak berarti Meta membuang idenya untuk mengembangkan aset digitalnya sendiri dan dompet yang menyertainya.

Juru bicara Meta Lauren Dickson dalam sebuah pernyataan kepada The Verge menyebut, Meta akan memanfaatkan teknologi yang dimanfaatkannya pada produk baru, misalnya koleksi digital. Hal ini dinilai lebih sesuai dengan arah Meta membangun metaverse.

Sebelumnya Meta sudah mulai menguji NFT di Instagram. Belum lama ini Meta juga merilis dukungan untuk NFT di Facebook untuk para pembuat konten terpilih di AS.

Meta juga disebut-sebut tengah mengerjakan mata uang digital yang disebut dengan nama "Zuck Bucks", sebuah mata uang digital yang tidak didasarkan pada blockchain.

(Tin/Isk)

Infografis skandal kebocoran data Facebook

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya