Begini Dampak Banjir dan Longsor Cilacap di Sektor Pertanian

Wilayah terdampak banjir di antaranya Kecamatan Maos dan Adipala di wilayah Cilacap timur, serta Kawunganten, Bantarsari dan Sidareja di wilayah Cilacap barat

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2022, 04:00 WIB
Banjir merendam padi siap panen di Kawunganten Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, 2010. (Foto: Liputan6.com/ Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Awal pekan ini, Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah dilanda bencana hidrometeorologi. Banjir, longsor dan angin kencang merusak infrastruktur dan rumah penduduk.

Tak hanya itu, banjir juga merendam lahan pertanian. Padi dan tanaman lainnya terancam rusak. Di Cilacap, banjir dan longsor terjadi di delapan kecamatan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Cilacap, Melati Asih mengatakan dua tanaman yang paling terdampak adalah padi dan kacang-kacangan.

Bencana hidrometeorologi berupa angin kencang dan hujan lebat menyebabkan padi roboh. Banjir juga merendam tanaman padi di wilayah terdampak.

“Jadi yang terlaporkan sementara dari lapangan. Memang kemarin ada yang menyampaikan bahwa karena hujan yang hari Minggu kemarin, ada yang kebanjiran,” katanya, Rabu (29/6/2022).

Wilayah terdampak di antaranya Kecamatan Maos dan Adipala di wilayah Cilacap timur, serta Kawunganten, Bantarsari dan Sidareja di wilayah Cilacap barat. Saat ini, kata dia, petugas di lapangan masih melakukan pendataan mengenai dampak banjir tersebut sehingga data faktualnya belum bisa dikemukakan.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pendataan Masih Berlangsung

Banjir merendam ribuan hektare tanaman padi di CIlacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Menurut dia, kacang-kacangan terancam busuk jika terendam banjir. Sementara ini, data yang masuk dari Kecamatan Cipari. Di kecamatan ini, ada 19 hektare tanaman kacang-kacangan dan jagung di tiga desa yang terdampak banjir tersebut.

“Seperti itu. Ada yang kebanjiran, itu yang paling riskan itu kan tanaman kacang-kacangan. Kalau untuk tanaman padi, itu wilayah timur, itu ada juga, hanya roboh,” dia menjelaskan.

Melati mengungkapkan, meski skala banjir dan angin kencang mencakup wilayah yang luas, namun dia optimis dampaknya tidak sebesar banjir pada Maret 2022 lalu. Pasalnya, rendaman ke tanaman padi dan lainnya hanya berlangsung singkat, sekitar sehari atau dua hari.

Dia yakin bencana ini tidak sampai membuat tanaman padi puso. Hanya saja, dipastikan terjadi penurunan kuantitas dan kualitas produksi padi di wilayah terdampak.

“Kalau puso tidak. Tapi ada penurunan kualitas karena tanaman roboh dan terendam sehari,” ucap dia.

Tim Rembulan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya