Cuaca Besok Rabu 29 Juni 2022, Jakarta Cerah Seharian

Lewat laman remisminya dilaporkan BMKG, kondisi tersebut terjadi pada pagi hingga malam hari. Tak ada hujan maupun cuaca berawan yang bakal terjadi.

oleh Maria Flora diperbarui 28 Jun 2022, 08:35 WIB
Cuaca Jakarta Cerah Berawan (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)  memprakirakan cuaca cerah terjadi sepanjang hari untuk wilayah DKI Jakarta pada Rabu, 29 Juni 2022.

Lewat laman remisminya dilaporkan kondisi tersebut terjadi pada pagi hingga malam hari. Tak ada hujan maupun cuaca berawan yang bakal terjadi.

Sedangkan daerah penyangga Jakarta, siang hari diprediksi turun hujan intensitas ringan di wilayah Bogor. Pagi harinya kota ini berikut wilayah Depok, Bogor serta Bekasi diselimuti langit cerah dan cerah berawan.

Namun, patut diwaspadai adanya potensi huja angin yang akan terjadi siang hingga menjelang malam di tiga kota penyangga Jakarta.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga menjelang malam hari di Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab Bekasi," imbau BMKG

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Timur  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu  Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Bekasi  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
Depok Berawan Cerah Berawan Berawan
Bogor  Cerah  Hujan Ringan  Berawan
Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
2 dari 3 halaman

BMKG Ungkap Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Kembali Jadi Terburuk di Dunia

Pengendara motor menggunakan jas hujan saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di sisi lain, BMKG menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta dalam kurun waktu beberapa hari terakhir.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan bahwa pada beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3. PM2.5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan kualitas udara Jakarta tidak sehat.

"Tingginya konsentrasi PM2.5 dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat/gelap," kata Urip yang dikutip dari Antara, Minggu 19 Juni 2022.

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 µm (mikrometer).

Dengan ukurannya yang sangat kecil ini, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru. 

3 dari 3 halaman

Analisis BMKG

Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Kecepatan angin maksimum mencapai 20 kt dan tekanan udara minimum 1005,8 mb. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

"Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini," kata dia.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya