Komitmen Melahirkan Wirausaha sambil Mendorong Digitalisasi UMKM dan Pesantren

Dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2022, 17:00 WIB
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022 di JCC, Senayan, Jakrta, Jumat (27/5/2022). BI menargetkan pameran produk 200 UMKM bertajuk KKI 2022 membukukan transaksi sebesar Rp263,15 miliar, serta meningkatkan pertumbuhan kredit UMKM yang telah mencapai 14,98 persen pada kuartal I 2022 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bekasi - Tahun ini Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menginjak usia 50 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, HIPMI dinilai mampu memberikan kontribusi penting bagi kemajuan perekonomian Indonesia melalui berbagai programnya. HIPMI bukan saja mencetak para entrepreneur, tapi juga melahirkan pemimpin muda di negeri ini.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Mardani H Maming, sebagai organisasi, HIPMI adalah kawah candradimuka para pengusaha muda, yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kemampuan para kadernya untuk menjawab tantangan zaman.

“HIPMI selalu membekali kader-kadernya melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan skill yang memadai dapat mendorong terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, berkualitas dan berdaya saing, serta melek teknologi dan informasi,” kata Mardani H Maming, Sabtu (28/5/2022).

Pendirian organisasi ini, lanjut Mardani H Maming, dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda.

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, HIPMI yang didirikan pada 10 Juni 1972 oleh Abdul Latief ini, tidak saja sukses mencetak kader pengusaha, tapi juga melahirkan para pemimpin muda dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional.

Saat ini setidaknya ada empat mantan ketua umum HIPMI yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-Maruf Amin. Empat menteri yang dimaksud ialah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

"Dalam kurun waktu 50 tahun, HIPMI banyak melahirkan bukan saja entrepreneur-entrepreneur muda tapi juga pemimpin-pemimpin muda. Kami ingin membuktikan bahwa HIPMI adalah organisasi yang hebat dan kader-kadernya siap menjadi pengusaha dan pemimpin-pemimpin masa depan," ujar Mardani H Maming.

2 dari 2 halaman

Berdayakan UMKM Hingga Pesantren

Ilustrasi - Sejumlah santri di Pondok Pesantren Elbayan, Cilacap, keluar dari masjid usai salat Jumat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Selain itu, lanjut Mardani, HIPMI juga ikut serta memantau kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah Indonesia. HIPMI mencermati perkembangan situasi perekonomian Indonesia, dan memandang perlu menyikapi serta mengambil langkah-langkah strategis, seperti membuka akses pasar global bagi UMKM, mendorong digitalisasi para pengusaha dan melahirkan pengusaha dari berbagai lembaga pendidikan seperti pesantren, perguruan tinggi hingga sekolah menengah atas.

"HIPMI dilatarbelakangi oleh Konferensi KADIN ASEAN yang bertujuan agar kelak dapat sejajar dengan pengusaha muda lainnya di tingkat Internasional. HIPMI terus melakukan usaha-usaha demi menggerakkan sektor perekonomian bangsa. Salah satu usaha HIPMI adalah ikut aktif dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). HIPMI membantu para pelaku UMKM dengan memberikan modal," kata Mardani H Maming.

Sebagai Ketua Umum BPP HIPMI saat ini, Mardani H Maming menyatakan bahwa dia terus berkomitmen melanjutkan perjuangan HIPMI tersebut.

“Ini sesuai dengan motto HIPMI, yaitu Pengusaha Pejuang - Pejuang Pengusaha, yang bermakna bahwa kader-kader HIPMI tidak saja diharapkan menjadi pengusaha nasional yang tangguh tetapi juga menjadi pengusaha yang berwawasan kebangsaan dan memiliki kepedulian terhadap tuntutan nurani rakyat,” ucap Mardani H Maming.

Diungkapkan Mardani, saat ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 3,4 persen. Jumlah ini masih kurang untuk menjadi syarat sebagai negara maju, karena untuk menjadi negara maju, Indonesa membutuhkan jumlah pengusaha 12 hingga 14 persen.

"Saya berharap perjuangan HIPMI mencetak para entrepreneur atau pengusaha muda ini, dapat terus dilanjutkan dari tahun ke tahun, sehingga jumlahnya terus bertambah banyak. Dan pada masanya Indonesia akan menjadi negara maju,” kata Mardani H Maming.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya