Filipina Beri Restu Internet Satelit Starlink Elon Musk, Pertama di Asia Tenggara

Elon Musk juga telah mengonfirmasi bahwa Filipina telah menyetujui masuknya Starlink ke negara itu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Mei 2022, 12:00 WIB
Roket Falcon 9 lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Florida's Cape Canaveral Air Force Station, Amerika Serikat, Kamis (23/5/2019). Perusahaan penerbangan luar angkasa SpaceX meluncurkan 60 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi. (Malcolm Denemark/Florida Today via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan bagi perusahaan internet satelit milik Elon Musk, Starlink untuk melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara terbuka, setelah pemerintah Filipina memberikan izin dari layanan di bawah SpaceX itu negara tersebut.

Elon Musk, melalui cuitan di akun Twitter-nya, dikutip Sabtu (28/9/2022), juga telah mengonfirmasi perusahaan di bawah SpaceX itu telah mendapat restu dari Filipina.

"Starlink disetujui oleh Filipina," cuit bos Tesla itu. Dalam cuitan lain, Elon Musk juga mengungkapkan Starlink sudah disetujui oleh pemerintah Nigeria dan Mozambik.

"Satu Starlink bisa menyediakan internet untuk seluruh sekolah dengan ratusan siswa," kata Musk mengklaim. "Potensi besar untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan. Menyediakan internet adalah mengajarkan orang untuk memancing."

Mengutip Bangkok Post, The Philippine National Telecommunications Commission (NTC) dalam pernyataannya hari Jumat, menyatakan telah menyetujui pendaftaran Starlink sebagai penyedia layanan bernilai tambah.

Persetujuan ini memungkinkan Starlink untuk mengakses sistem satelit, serta untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas broadband.

NTC mengatakan, dengan masuknya Starlink ke negara itu, Filipina akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menawarkan layanan internet satelit berkecepatan tinggi dan latensi rendah Starlink.

Komisioner NTC Gamaliel Cordoba pun mengatakan, masuknya Starlink bakal bermanfaat bagi area yang kurang atau belum terlayani akses internet di Filipina.

"NTC mantap untuk membantu memastikan peluncuran layanan akses internet Starlink akan dilakukan dengan cepat dan profesional," kata Cordoba seperti mengutip Philippine News Agency.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tawarkan Internet Satelit Latensi Rendah

Elon Musk. (Joe Raedle/Getty Images/AFP)

Diharapkan, sistem satelit orbit rendah Bumi yang dirancang untuk membawa layanan broadband ke daerah terpencil ini, dapat menawarkan internet satelit latensi rendah di Filipina antara 100 hingga 200 Mbps.

Pengumuman tersebut pun berdampak pada lonjakan harga beberapa perusahaan Filipina yang dikabarkan akan bermitra dengan Starlink.

Transpacific Broadband Group International Inc., yang mengatakan di bulan Oktober bahwa mereka ingin menggandeng Starlink, melonjak 15,3 persen pada hari Jumat.

Penyedia solusi IT DFNN Inc, yang kepalanya bertemu para eksekutif SpaceX, naik 12,6 persen. Sementara Converge ICT Solutions Inc, yang menandatangai kesepakatan dengan SpaceX untuk menyewakan infrastruktur, naik 3,3 persen.

Dalam peta di situs resmi Starlink, akses internet Starlink tertulis bakal hadir di kuartal empat tahun 2022. Sementara untuk Indonesia, Starlink hanya memberikan keterangan: "Dimulai pada 2023."

3 dari 4 halaman

Tersedia di 32 Negara

Roket Falcon 9 lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Florida's Cape Canaveral Air Force Station, Amerika Serikat, Kamis (23/5/2019). SpaceX meluncurkan satelit Starlink ke orbit setelah batal melakukannya pada minggu lalu lantaran gangguan angin kencang. (AP Foto John Raoux)

Mengutip The Verge, pada pertengahan Mei lalu, Starlink mengumumkan layanan internet satelit mereka sudah tersedia di 32 negara di seluruh dunia.

Dalam peta di situs resminya, Starlink menunjukkan bahwa layanan mereka sudah dalam status "tersedia" di sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Utara, dan di sebagian Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Sisanya, sebagian besar negara, termasuk di seluruh benua Afrika, masih dalam status "Segera Hadir" dengan ketersediaan di beberapa titik, diperkirakan akan hadir di 2023.

SpaceX menyatakan, ketersediaan Starlink di 32 negara menunjukkan peningkatan dari awal tahun yang hanya diluncurkan di 25 negara.

Pada bulan April, Rest of World melaporkan bahwa mayoritas pengguna Starlink berbasis di Amerika Utara, dengan sebagian besar sisanya berbasis di Australia, Selandia Baru, dan Eropa.

4 dari 4 halaman

Menko Luhut Rayu Elon Musk

Beberapa waktu lalu Luhut sempat mengumumkan kalau Tesla tertarik untuk investasi di Indonesia. Tapi, melansir CNN, rencana itu batal karena perusahaan mobil listrik tersebut terlalu mendikte pemerintah. (Foto: Instagram/ Luhut Binsar Pandjaitan)

Di dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengajak CEO Tesla Elon Musk bekerja sama membangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara).

Menko Luhut menjelaskan, kawasan industri di Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia. Adanya kawasan industri hijau ini sesuai dengan keinginan Elon Musk akan produk ramah lingkungan (green product).

"Ini salah satu bagian negosiasi saya dengan Tesla. Tesla itu kan tidak gampang negosiasinya," kata Menko Luhut dikutip dari Antara, Kamis (26/5/2022).

"Saya bilang, 'Elon, kalau kau mau dapat end to end, dapat produk baterai yang green product, dapat mobil yang green product, ya tempatnya di sini'," ujarnya.

Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan mentransformasi Indonesia. Kawasan tersebut diklaim menjadi kawasan industri terintegrasi terbesar di dunia dengan luas hingga 30.000 hektare.

Luhut juga menyebut kawasan tersebut memiliki potensi 10.000 MW listrik dari tenaga air (hydropower), 10.000 MW listrik dari panel surya dan 2,9 TCF gas.

"Ini satu yang akan mengubah, atau mentransformasi Indonesia. Kita punya the largest integrated industry nanti di Kalimantan Utara," katanya.

Pembangunan kawasan industri di Kaltara, itu telah dimulai pada Desember 2021 lalu. Menurut Luhut, proyek kawasan tersebut telah ia mulai sejak lima atau enam tahun silam.

"Ini sudah groundbreaking. Lima atau enam tahun lalu saya mulai proyek ini, saya tinjau. Sekarang kita akan punya petrochemical terbesar di dunia. Ini total USD 132 miliar untuk seluruh proyek ini," katanya.

Luhut menyebut tim Tesla sudah berkunjung ke Indonesia. Tim tersebut pun sudah diajak ke sentra industri nikel di Morowali dan terkesan dengan perkembangan hilirisasi nikel di Indonesia.

(Dio/Ysl)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya