Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Pengembangan Wisata Halal di Bangkalan Madura

Pengembangan wisata halal di Bangkalan, Jawa Timur, mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

oleh Komarudin diperbarui 02 Apr 2022, 21:56 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Weekly Press Briefing (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendukung usaha pengembangan wisata halal di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Hal itu sebagai upaya untuk membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.

Sandiaga Uno menyampaikan itu saat berdiskusi dengan civitas akademika dan pelaku parekraf di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 1 April 2022. Ia menjelaskan, konsep wisata halal berfokus pada extension of service dengan mengusung tiga konsep, yaitu Need to have, Good to have, dan Nice to Have. 

"Wisata halal adalah tambahan layanan atau extended services. Ada tiga kategori layanan yang pertama yang harus ada adalah makanan halal, tempat ibadah, water friendly washroom, dan no islamaphobia. Kemudian, Good to have dan Nice to Have," ujar Sandiaga.

Kata Menparekraf, konsep tersebut dijabarkan pada lima komponen, yakni hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket tur halal, dan keuangan halal. Semuanya, kata dia, bisa ditemui di Bangkalan.

"Bangkalan sendiri sudah punya modal infrastruktur pendukung secara holistik, seperti akan dibangun Islamic Science Park," Sandiaga berkata.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Menarik Devisa

Ilustrasi wisata halal (dok.wikimedia commons)

Menparekraf yakin pariwisata halal akan membangkitkan ekonomi di Madura Raya, dan membuka peluang usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia juga  menjelaskan wisata halal juga telah menarik devisa dari pelancong muslin dengan optimal.

Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia sebesar 200,3 miliar dolar AS atau sebesar 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global sebesar 1,66 triliun dolar AS.

"Dengan demikian, Indonesia berada di urutan ke-5 dari “TOP 5 Negara Muslim Traveler” dengan pengeluaran terbesar setelah Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Kuwait," kata Sandiaga.

 

3 dari 5 halaman

Wisata Halal

Konsep wisata halal dikembangkan sebagai diferensiasi Banyuwangi terhadap daerah lain di pasar pariwisata.

Secara praktis wisata halal itu sama dengan wisata lainnya. Namun ada layanan tambahan bagi wisatawan muslim. "Contohnya, wisatawan perlu mengonsumsi makanan yang halal, kemudian jika mereka ingin salat, ada tempatnya. Intinya, semua diatur dan tidak mengubah destinasi wisatanya," kata Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Ryanto Sofyan saat dihubungi Liputan6.com, pada 29 Oktober 2021.

Dalam pandangan Ryanto, pasar industri halal di Indonesia sangat besar. Pada 2020, pertumbuhan ekonomi umat muslim dari kelas menengah meningkat, industri halal kemudian berkembang ke sektor gaya hidup, termasuk pariwisata, kosmetik, fesyen, dan rekreasi.

"Itu karena adanya kebutuhan umat muslim yang makin mapan dan berkembang ekonominya. Jadi bukan hanya makanannya yang halal, tapi juga gaya hidupnya. Sekarang kalau kita datang ke mal saja, musalanya sudah mewah, bukan di tempat parkir. Itu terjadi karena adanya tuntutan pasar," ujarnya.

4 dari 5 halaman

Posisi Keempat

Peluncuran Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2021, Rabu, 14 Juli 2021 (Liputan6.com/Komarudin)

Sementara itu, Indonesia menempati posisi keempat di Global Muslim Travel Index 2021. "Berdasarkan laporan kami ada enam negara yang menempati posisi teratas. Mereka adalah Malaysia, Turki, Arab Saudi, Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar," ungkap Founder dan CEO CrescentRating dan HalalTrip, Fazal Bahardeen, dalam peluncuran Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2021.

Indonesia mendapatkan nilai 73, sementara Malaysia yang menempati posisi pertama mendapatkan nilai 80. Turki di posisi kedua mendapatkan nilai 77.

Pada posisi ketiga ditempati oleh Arab Saudi yang meraih nilai 76, sedangkan UEA mendapatkan skor 72, dan Qatar meraih nilai 69. Laporan GMTI menganalisis berdasarkan empat kriteria penilaian strategis, yaitu Akses, Komunikasi, Lingkungan, dan Layanan.

 

5 dari 5 halaman

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya