Imbas Perang Rusia Ukraina, Bank Sentral Moskow Siap Hadapi Ekonomi Turun dan Inflasi

Ekonomi Rusia sedang memasuki fase transformasi struktural skala besar, imbas perang Rusia Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Mar 2022, 12:52 WIB
Orang-orang mengantre untuk menarik uang dari ATM Bank Alfa di Moskow, 27 Februari 2022. Warga Rusia berbondong-bondong ke bank dan ATM tak lama setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina dan Barat mengumumkan sanksi yang melumpuhkan ekonomi. (AP Photo/Victor Berzkin)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Sentral Rusia, yakni Elvira Nabiullina, mengakui jika ekonomi negaranya akan turun imbas Perang Rusia Ukraina.

Serta kemungkinan terjadinya lonjakan inflasi di kuartal mendatang karena sanksi yang dijatuhkan atas invasi di Ukraina.

"Ekonomi Rusia sedang memasuki fase transformasi struktural skala besar, yang akan disertai dengan periode peningkatan inflasi sementara namun tak terhindarkan," demikian keterangan bank sentral Rusia, dikutip dari The New York Times, Senin (21/3/2022). 

"Produk domestik bruto akan turun di kuartal-kuartal berikutnya," ungkap Nabiullina.

Nabiullina menyebut, bahwa saat ini, hampir semua perusahaan di Rusia mengalami gangguan pada rantai produksi dan logistik serta penyelesaiannya dengan entitas asing.

Inflasi juga dikhawatirkan semakin dekat dengan terjadinya kenaikan permintaan mobil, peralatan rumah tangga, perangkat elektronik dan barang-barang lainnya karena warga bergegas melakukan pembelian sebelum harga melonjak dan persediaan habis.

Selain itu, nilai mata uang Rusia rubel juga anjlok sekitar 30 persen terhadap dolar AS tahun ini.

 

2 dari 2 halaman

Harga Kebutuhan Pokok di Rusia Naik 12,5 Persen

Orang-orang antre menarik uang dari ATM Bank VTB di pusat kota Moskow, 28 Februari 2022. Anjloknya nilai mata uang Rusia, rubel, dalam perdagangan menyusul sanksi terkait invasi di Ukraina membuat warga ramai-ramai mendatangi ATM hingga bank untuk menarik uang tunai mereka. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Sebelumnya, dewan direksi bank sentral Rusia menahan suku bunga hingga 20 persen.

Bank tersebut mengatakan penggandaan suku bunga pada 28 Februari 2022, dari 9,5 persen, dan kendali modal yang membatasi pergerakan uang telah membantu mempertahankan stabilitas keuangan di Rusia dan menghentikan kenaikan harga yang tidak terkendali.

Tetapi data inflasi terbaru menunjukkan bahwa, pada 11 Maret 2022, harga kebutuhan pokok di Rusia telah meningkat 12,5 persen dari tahun sebelumnya.

Diketahui bahwa perang Rusia-Ukraina telah memicu serangkaian sanksi ekonomi yang ketat oleh Amerika Serikat dan Eropa, mendorong sejumlah besar perusahaan dan bank Barat gulung tikar dari Rusia, menyebabkan negara itu terisolasi dari sebagian besar sistem keuangan global.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya