Kasus COVID-19 Hari Ini 18 Maret 2022 di Korea Selatan Capai 402 ribu

Korea Selatan mencatat penurunan kasus COVID-19 hingga 200 ribu kasus.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Mar 2022, 13:33 WIB
Polisi bersepeda motor yang mengenakan masker berhenti di jalan di Seoul, Selasa (15/3/2022). Korea Selatan melaporkan 293 kematian dalam 24 jam terakhir, ketika negara itu bergulat dengan rekor lonjakan infeksi covid-19 didorong oleh varian Omicron yang menyebar cepat. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Seoul - Kasus COVID-19 di Korea Selatan (Korsel) mengalami penurunan yang cukup tajam pada Jumat (18/3/2022). Jumlah kasus harian virus corona turun lebih dari 200 ribu.

Berdasarkan data kementerian kesehatan Korsel, kasus harian terkini mencapai 402 ribu kasus, sementara sehari sebelumnya meroket hingga tembus 621 ribu kasus.

Meski demikian, jumlah 402 ribu kasus ini tetap masih lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Pada awal 2022 ini, kasus harian COVID-19 di Korsel mulai tembus 100 ribu.

Untuk kasus parah tercatat sangat rendah dibanding kasus baru. Rata-rata pekan ini, jumlah kasus parah adalah 1.135 kasus.

Mayoritas korban meninggal di Korea Selatan berusia 60 tahun ke atas. Jumlah pasien meninggal usia 0-29 tahun tercatat mencapai 40 orang. Total 11.782 orang meninggal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Longgarkan Aturan

Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol berbicara selama konferensi pers di Majelis Nasional di Seoul pada 10 Maret 2022, pagi setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden negara itu. (KIM HONG-JI / POOL / AFP)

Pemerintah Korsel memutuskan untuk melonggarkan aturan prokes COVID-19 terkait tempat usaha. 

Dilansir Yonhap, mulai pekan depan kumpul-kumpul dibolehkan jadi delapan orang. Waktu tempat usaha tetap dibatasi hingga pukul 11 malam. 

Pemerintah enggan untuk mencabut aturan secara drastis karena Omicron masih menyebar. 

"Mempertimbangkan gelombang Omicron, beban sistem respon medis, dan ketidakpastian dalam memprediksi puncak pandemi, ini terlalu berisiko untuk pelonggaran drastis dari social distancing," ujar Menkes Korsel Kwon Deok-cheol. 

"Setelah diskusi panas, kami memutuskan untuk membuat penyesuaian ringan kepada jumlah masyarakat untuk membantu bisnis-bisnis kecil dan wirausahawan agar meredakan beban dan mempertimbangkan ketidaknyamanan publik secara umum," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis Indikator Negara Keluar dari Masa Krisis Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya