Pemerintah Tawarkan 47 Proyek Investasi Senilai Rp 155,1 Triliun

Pemerintah tawarkan berbagai investasi di berbagai wilayah Indonsia.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 17 Mar 2022, 15:30 WIB
Presiden Joko Widodo, beserta Menteri BUMN, para Menteri terkait serta Kepala BKPM meninjau Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah pada Selasa, 30 Juni 2020. Dok BUMN

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia menawarkan 47 proyek investasi senilai total Rp 155,12 triliun. Ada empat sektor yang jadi prioritas investasi ini, mulai dari pariwisata, kawasan ekonomi, industri manufaktur hingga infrastruktur.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan proyek ini menyasar investasi dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ia berharap ini bisa membuka peluang kolaborasi dari sektor dunia usaha.

“Jadi kami merumuskan 47 project, in sudah ada pra-FS (feasibility study), dari pariwisata, infrastruktur, dari industri, semuanya ada,” katanya dalam Grand Launching Investasi Berkelanjutan, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

“Harapan kami, ini bisa kita tawarkan ke teman-teman dunia usaha yang mencoba untuk ingin melakukan kolaborasi,” tambahnya.

Dalam paparannya, Menteri Bahlil menyampaikan, investasi ini dibagi menjadi empat sektor utama. Di sektor pariwisata, ada 12 proyek investasi dengan nilai investasi Rp 5,78 triliun, sektor pengembangan sebanyak 14 proyek dengan nilai investasi Rp 48,25 triliun.

Kemudian, sektor industri yang terintegrasi kawasan sebanyak 15 proyek dengan nilai investasi Rp 51,92 triliun. Dan sektor infrastruktur penunjang kawasan dengan nilai investasi Rp 59,17 triliun.

 

2 dari 2 halaman

Promosi Investasi

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada kesempatan yang sama ia menyebut indonesia kerap melakukan promosi investasi yang selalu menawarkan tentang kekayaan, luas pulau hingga jumlah penduduk. Namun, diakuinya hal itu tak lagi menjadi paten atau pasti.

“Hari ini kami menawarkan konsep investasi yang kita sudah lakukan dan ini sudah FS, selama ini kami akui pemerintah indonesia dalam melakukan promosi investasi selalu berbicara tentang kekayaan, luas pulau, jumlah penduduk, dan dalam pandangan saya sebagai mantan pengusaha, ini tidak terlalu paten, meminjam bahasa pak Menko Luhut,” terangnya.

Ia pun menegaskan, kedepannya Indonesia mendorong sektor prioritas investasi. Salah satunya diwujudkan dengan adanya hilirisasi.

“Karena ini instrumen terpenting untuk bagaimana memberikan nilai tambah dan sekaligus untuk menciptakan upah tenaga kerja yang cukup,” terangnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya