Rupiah Makin Perkasa Usai Bank Sentral AS Naikkan Suku Bunga Acuan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis pagi menguat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2022, 11:24 WIB
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis pagi menguat usai bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.

Rupiah bergerak menguat 24 poin atau 0,17 persen ke posisi 14.288 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.312 per dolar AS.

"Sesuai perkiraan, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan efeknya semalam bukannya membuat kenaikan, malah membuat sejumlah pelaku pasar relatif melakukan aksi ambil untung sehingga membuat nilai USD terkoreksi," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia seperti dikutip dari Antara, Kamis (17/3/2022).

The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase seperti yang diperkirakan dan memproyeksikan kebijakan suku bunganya akan mencapai kisaran 1,75 persen hingga 2 persen pada akhir tahun ini dan 2,8 persen tahun depan.

 

2 dari 2 halaman

Imbal Hasil Obligasi

Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 2,2 persen dan imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 1 persen.

"Untuk range bawah rupiah masih di areal Rp14.260, sehingga masih ada ruang bagi rupiah untuk menguat, namun yang perlu diwaspadai adalah sejumlah pejabat The Fed mulai terpecah terkait seberapa agresif the Fed tahun ini," ujar Nikolas.

Menurut Nikolas, hal tersebut perlu diperhatikan karena dapat memberikan dukungan pada dolar AS dan memberikan tekanan pada rupiah.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya