Menko Airlangga: Transformasi Digital Bukan Sekadar Lifestyle

Digitalisasi berkembang pesat seperti dua sisi mata uang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2022, 16:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut perkembangan teknologi digital saat ini dinilai seperti dua sisi mata uang. (Dok Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi digital saat ini dinilai seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi melakukan percepatan pemulihan dengan konektivitas yang cepat, dan di sisi lain meningkatkan kesejahteraan karena masalah literasi dari masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

"Transformasi digital tidak sebatas Lifestyle tetapi mengurangi gap dan mendukung pemulihan yang cepat," kata Airlangga, Jakarta, Selasa (15/3).

Airlangga melanjutkan, pertemuan G20 menempatkan digitalisasi menjadi salah satu katalisastor utama sumber perekonomian, pembahasan pemanfaatan ekonomi digital terus berlangsung.

"Pertemuan G20 termasuk mengangkat tiga agenda utama yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital ekonomi dan transisi energi," jelasnya.

Dia mengatakan, working group digitalisasi ekonomi diberikan mandat membahas ekonomi lintas sektor, memberdayakan masyarakat dan ekonomi berkelanjutan. Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki peran sebagai lead pembahasan isu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indonesia Masuk 5 Besar Negara Pengguna Internet di Dunia

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga mengatakan, Indonesia masuk menjadi negara kelima terbesar pengguna internet di dunia. Artinya 80 persen waktu masyarakat digunakan untuk menggunakan internet baik untuk komunikasi atau kegiatan produktif lainnya.

"Artinya peluang penggunaan internet bisa didorong untuk peningkatan taraf hidup masyarakat serta mendorong pemulihan ekonomi," jelasnya.

Namun demikian, keberadaan penggunaan internet yang masif untuk bisnis, perlu di antisiapasi. Sebab berpotensi meningkatkan pengangguran.

"Indonesia juga mengantisipasi pengangguran akibat adanya pandemi dan pergeseran bisnis," tandas Airlangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya