Para Miliarder Rusia Bawa Kabur Superyachts Miliknya agar Tak Kena Sanksi AS

Setidaknya empat kapal pesiar besar milik para pemimpin bisnis Rusia telah bergerak

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Mar 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi kapal mewah. (dok. Tama66/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Rusia mulai memindahkan superyachts atau kapal mewah mereka ketika AS dan Eropa mempersiapkan sanksi lebih lanjut atas properti sebagai respons dari invasi di Ukraina.

Data yang ditinjau oleh CNBC dari Marine Traffic menunjukkan bahwa setidaknya empat kapal pesiar besar milik para pemimpin bisnis Rusia telah bergerak menuju Montenegro dan Maladewa sejak beragam sanksi diumumkan dalam beberapa hari terakhir oleh para pemimpin dari seluruh dunia.

"Dalam beberapa pekan mendatang, kami akan meluncurkan gugus tugas Transatlantik multilateral untuk mengidentifikasi, mencari, dan membekukan aset perusahaan dan oligarki Rusia yang terkena sanksi – kapal pesiar, rumah mewah mereka, dan keuntungan lainnya yang kami temukan dan bekukan di bawah hukum," demikian salah satu pernyataan Gedung Putih di Twitter, dikutip dari CNBC International, Selasa (1/3/2022).

Selain AS, Prancis juga dikabarkan tengah memperhatikan daftar properti yang dimiliki oligarki Rusia, termasuk mobil dan kapal pesiar, yang dapat disita di bawah sanksi Uni Eropa.

Marine Traffic menyebut, pimpinan perusahaan minyak bumi Rusia Lukoil, yakni Vagit Alekperov, sedang berlayar dengan kapal pesiar ke Montenegro dan diperkirakan akan tiba di sana dalam beberapa hari mendatang dari Barcelona, ​​Spanyol.

Kapal pesiar milik Alekperov dikenal sebagai Galactica Super Nova. Menurut Forbes, ia memiliki kekayaan bersih di bawah USD 25 miliar.

2 dari 2 halaman

Maladewa Sebut Konflik Rusia-Ukraina akan Berdampak pada Sektor Pariwisatanya

Ilustrasi kapal mewah. (dok. Photo by Sheila Jellison on Unsplash)

Adapun kapal pesiar milik miliarder Rusia lainnya, yakni Oleg Deripaska, yang dikenal sebagai Clio. 

Kapal milik Deripaska telah meninggalkan Sri Lanka hampir dua pekan lalu dan diperkirakan segera tiba di Maladewa, menurut Marine Traffic.

Sebelumnya, Deripaska dan perusahaan yang terkait dengannya telah menghadapi sanksi dari AS pada 2018.

Tetapi pria dengan kekayaan bersih sekitar USD 4 miliar itu diketahui merupakan salah satu dari sedikit miliarder Rusia yang menentang konflik di Ukraina.

"Perdamaian adalah prioritas. Negosiasi harus dimulai secepatnya," tulis unggahan Deripaska di Twitter.

Setidaknya ada tiga kapal yacht milik miliarder Rusia lainnya semakin dekat dan segera tiba di Maladewa, negara kecil yang terletak di Samudera Hindia.

Diketahui bahwa negara kepulauan itu telah menjadi hotspot bagi wisatawan dari Rusia selama bertahun-tahun.

Menteri Pariwisata Maladewa mengatakan konflik antara Rusia dan Ukraina akan berdampak besar pada sektor pariwisatanya. 

Namun menurut Nomad Capitalist, Maladewa tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS.

Sementara Montenegro, merupakan anggota NATO. Menteri luar negeri Montenegro mengatakan bahwa negaranya, yang mengajukan keanggotaan Uni Eropa pada tahun 2008, akan bergabung dengan Uni Eropa untuk menjatuhkan terhadap Rusia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya