Kritik PDIP ke Anies Baswedan: Pinggiran Jakarta Tak Dapat Sentuhan

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pemerintahan DKI Jakarta era Gubernur Anies Baswedan hanya fokus menggarap hal yang berada di jantung kota.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Jan 2022, 20:55 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengendarai sepeda di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Anies Baswedan bersepeda keliling Ibu Kota dalam rangka mengajak warga agar selalu menggunakan face shield atau masker saat beraktivitas di luar ruangan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut pemerintahan DKI Jakarta era Gubernur Anies Baswedan hanya fokus menggarap hal yang berada di jantung kota. Anies, kata dia, lebih banyak mengurusi lingkungan di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin tanpa mau melihat kondisi pinggiran Jakarta.

"Hal-hal yang berada di pinggiran Jakarta itu tidak mendapatkan sentuhan yang membawa perubahan secara sistemik bagi kemajuan daerah," kata Hasto dikutip dari siaran persnya, Sabtu (29/1/2022).

Selain itu, dia menilai Anies juga melupakan sejumlah kebijakan positif Gubernur DKI Jakarta era Joko Widodo atau Jokowi hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Misalnya, Anies yang luput merawat taman dan danau di DKI Jakart.

"Contoh sederhana dalam membuat taman, di dalam merawat danau, di dalam membersihkan sungai yang dahulu dipelopori Pak Jokowi dan Pak Ahok yang secara spektakuler yang mampu mengubah Waduk Ria Rio, sekarang bisa lihat di sana," jelas Hasto.

"Kita juga bisa lihat di Tanah Abang bagaimana pengaturannya, apakah ada taman-taman kota yang dirawat dengan baik?" sambungnya.

Hasto turut mengkritik banyaknya eskavator milik Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta yang menganggur dan tak dipergunakan untuk mengeruk saluran air. Dia mencontohkan eskavator pemprov DKI yang terparkir di aliran Kali Cideng di dekat Gedung KPK, Jakarta Selatan.

"Saya kalau di Jakarta berkeliling, bagaimana banyak eskavator yang menganggur. Berbeda di era Jokowi dan Ahok. Semua eskavator berjalan. Masyarakat harus menjadi pengawas agar program bisa dijalankan sebaiknya," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Bandingkan dengan Jokowi, Ahok dan Djarot

Hasto juga membandingkan kemampuan Jokowi, Ahok, hingga Djarot Saiful Hidayat yang mengubah kultur di Jakarta. Hasto menuturkan ketiganya berhasil menjadikan birokrasi satu nafas.

"Jadi tidak bisa pemimpin santai, kerjanya meminta yang di bawah bekerja," kritik Hasto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya