Kasus Covid-19 di Salah Satu SMA di Solo Bertambah, Pemkot Terapkan PJJ

Seluruh guru, karyawan, dan siswa yang terkonfirmasi positif [Covid-19](4863385 "") tersebut saat ini dalam kondisi baik dan tanpa gejala

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2022, 09:00 WIB
Kementerian Perindustrian menggelar Diklat Pembuatan Gerak Animasi 3D di SMK Komputama, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Solo - Jumlah kasus positif COVID-19 di SMA Warga Surakarta bertambah menyusul keluarnya hasil penelusuran (tracing) kontak dari kasus sebelumnya.

"Ada penambahan sembilan kasus baru dari penelusuran yang dilakukan kepada 225 orang," kata Kepala SMA Warga Surakarta Purwoto di Solo, Jumat.

Dengan penambahan tersebut, artinya penyebaran COVID-19 di sekolah tersebut meluas menjadi 21 orang yang terkonfirmasi positif.

"Sembilan orang tambahan yang positif tersebut terdiri dari enam siswa, dua guru, dan satu karyawan sekolah," katanya.

Ia mengatakan seluruh guru, karyawan, dan siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut saat ini dalam kondisi baik dan tanpa gejala.

Selanjutnya, pada hari ini kembali dilakukan tes usap kepada sebanyak 120 guru, karyawan, dan siswa di sekolah tersebut. Selain itu, sebanyak 216 orang juga akan menjalani tes usap kedua pada hari selanjutnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Beralih PJJ

Akibat kondisi tersebut, pihaknya mengalihkan metode pembelajaran dari pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 14 hari.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan sebagai langkah antisipasi penyebaran yang makin meluas diimbau agar seluruh pihak patuh terhadap protokol kesehatan.

"Kalau tahu fisiknya tidak sehat agar segera ke puskesmas terdekat dan segera isolasi," katanya.

Ia juga meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan evaluasi penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah.

"PTM nggak masalah, asal prokesnya ketat. Sekolah itu aman, asal nggak desak-desakan sama temannya." katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya