Kasus Omicron di RI, Pakar IDI: Lebih Baik Ditangani di Awal

Penanganan Omicron harus dilakukan sejak awal. Ingat, masih ada varian Delta yang mengancam.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2022, 09:11 WIB
Ilustrasi varian COVID-19, omicron. (PHoto by brgfx on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Data terakhir tercatat ada 506 kasus Omicron dan 1.384 probable Omicron per 10 Januari 2022 di RI. Dari 506, 84 merupakan kasus Omicron transmisi lokal.

Supaya kasus Omicron tetap terkendali Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubariri Djoerban mengingatkan agar penanganan harus dilakukan sejak awal.

"Jauh lebih baik Omicron ini ditangani di awal, jangan longgar, sehingga menyelamatkan fasilitas kesehatan dan ekonomi," kata Zubairi lewat cuitan di Twitter @ProfesorZubairi dikutip Kamis (13/1/2022).

Penanganan di awal terhadap Omicron yang masuk RI memang perlu mengingat varian ini belum diketahui seberapa besar efeknya.

"Omicron itu bak puncak gunung es. Kita tak tahu seberapa besar di bawah permukaannya," kata Zubairi.

Belum lagi, Indonesia saat ini juga masih dihantui oleh varian Delta. Varian ini juga masih mengancam kita.

 

2 dari 3 halaman

Kasus di Indonesia, Omicron Gejalanya Ringan

Sebagian besar pasien Omicron di RI tidak bergejala maupun gejala ringan. Dari kasus yang ada di Indonesia hanya dua orang yang membutuhkan bantuan oksigen dan keduanya kini sudah sembuh.

Sementara itu, keluhan yang banyak dirasakan pasien Omicron di RI adalah pilek dan batuk. 

Meski begitu, perlu juga diketahui bahwa catatan kematian ada di beberapa negara lain terkait Omicron. Australia dan Inggris sudah melaporkan adanya kematian terkait mereka yang terpapar Omicron. Sebagian besar pada mereka yang tidak divaksin dan lansia. 

3 dari 3 halaman

Infografis Rekomendasi IDAI & Ancaman Varian Omicron.

Infografis Rekomendasi IDAI & Ancaman Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya