Prospek Investasi Masih Dibayangi Ketidakpastian di 2022, Gara-Gara Omicron?

investasi disebut-sebut masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian pada 2022 mendatang

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 30 Des 2021, 11:00 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia investasi disebut-sebut masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian pada 2022 mendatang. Pasalnya, ada momen yang akan mempengaruhi gejolak investasi kedepannya.

Perencana keuangan Oneshildt Financial Independence, Risza Bambang menyebut ada dua faktor yang menentukan ketidakpastiannya itu. Yakni, adanya dampak dari varian Covid-19 Omicron terhadap ekonomi dan Tapering Off The Fed.

“Melalui tapering off ini, dikhawatirkan akan memicu para investor asing yang ada di Indonesia akan menarik dananya dan balik ke negara asalnya. Dengan begitu adanya capital outflow ini akan mengganggu makro ekonomi,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (30/12/2021).

Sementara itu, terkait dampak varian Omicron, kata dia, jika bisa lebih cepat ditangani dan vaksin booster segera dilakukan, serta masyarakat disiplin protokol kesehatan, ini tak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi.

“Kalau istilahnya Omicronomics, dampak omicron ke ekonomi ini bisa ditangani, harusnya ekonomi tak terganggu dan bahkan bisa berkembang dengan cepat,” katanya.

Ia menyebut, jika Tepering Off The Fed dilakukan secara bertahap, akan membuat investor asing menarik dananya, sementara investor lokal akan wait and see. Namun, jika tapering off tak terlalu atraktif, investor asing masih tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dampak Tapering Off

Ilustrasi investasi | unsplash.com/@precondo

Risza menilai dampak tapering off akan cukup berdampak pada investor yang hanya melirik pasar uang di Indonesia. Sementara untuk investor yang direct investment ke Indonesia tak akan terdampak secara signifikan.

“Artinya yang direct invest, buka cabang, menjalankan bisnisnya di Indonesia, dan lain-lain itu menurut saya tak akan terpengaruh karena kalau sudah pindah kesini dan balik lagi sama aja buang-buang duit,” katanya.

Sementara itu, omicron menjadi salah satu tantangan lainnya yang menghantui dunia investasi. Pasalnya tingkat penularannya jauh lebih tinggi ketimbang varian delta yang mendorong kasus aktif pertengahan 2021 lalu.

“Perkembangan kasus (varian) delta itu untuk mencapai 20 persen butuh waktu 4 bulan, sementara omicron ini hanya dua minggu, ini menjadi tantangan bagi satgas Covid-19 dan keadaan ekonomi Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, Risza menitikberatkan tiga poin yang perlu dipahami oleh calon investor di tahun depan. Yakni perlu memperhatikan profil risiko, dan time horizon.

"Serta melihat dampak karena ketidakpastian investasi di 2022 tadi," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya