Sri Mulyani Sebut Inflasi Jadi Masalah Berikut Pemulihan Ekonomi Dunia

Sri Mulyani menyebut AS mencatatkan inflasi 6,2 persen, tertinggi sejak 30 tahun.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Nov 2021, 17:00 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kita.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan jika inflasi menjadi salah satu masalah yang dihadapi seiring pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19.

Ekonomi global dikatakan mulai menunjukkan pertumbuhan meski masih terkoreksi ke posisi 5,7 persen imbas varian delta covid-19. Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diramal menembus 4,5 persen.

"Masalah yang muncul baru dari proses pemulihan ekonomi dunia adalah inflasi. Di negara-negara maju terutama AS kita lihat inflasi mencapai 6,2 persen, dan inflasi tertinggi sejak 30 tahun terakhir dan jadi tantangan nyata bagi Jerome Powel yang baru saja dipilih Presiden Biden," jelas Sri Mulyani saat konferensi pers, Kamis (25/11/2021).

Jerome ditantang untuk bisa menjinakkan inflasi di AS agar tidak menyebabkan pelemahan ekonomi negaranya dan guncangan bagi ekonomi dunia.

Semua negara, kata dia, sejatinya mengalami hantaman varian delta. Terlihat pada raihan pertumbuhan ekonominya.

Dia mencontohkan ekonomi Indonesia yang tumbuh melambat dari 7,1 persen di kuartal 2 menjadi 3,5 persen di kuartal 3 tahun ini.

Adapula Filipina pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 7,1 persen dari 12 persen. Inggris dari 23 persen ke 6,6 persen.

Kemudian China menjadi 4,9 persen dari 7,9 persen dan AS turun dari 12,2 persen menjadi  4,9 persen. "Jadi pengaruh delta terhadap ekonomi dunia akibat koreksi memang sangat nyata," tegas Menkeu.

 

2 dari 2 halaman

Inflasi di Berbagai Negara

Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Jika dilihat dari sisi lain, kata dia, tekanan harga produk terhadap inflasi ikut mengalami kenaikan. Seperti Filipina mencatatkan inflasi di atas 4 selama 3 kuartal berturut-turut.

Kemudian Inggris di atas 4 persen sesudah mengalami lonjakan dari 0,7 ke 2,5 di kuartal 1 dan 2. Inflasi AS bahkan menembus 6,2 persen.

Inflasi China kini berada di level 1,5 persen meski bila dibandingkan dengan product price tercatat melonjak.

"Pressure terhadap harga akan menciptakan kompliasi terhadap proses pemulihan ekonomi dunia," tegas dia.

Negara emerging market yang mengalami inflasi tertinggi dikatakan antara lain Argentina dan Turki. Hal ini diikuti depresiasi mata uang yang sangat tajam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya