Sri Mulyani Minta Transformasi Layanan Publik Kemenkeu Harus Mampu Atasi Tantangan

Sri Mulyani menuturkan pelayanan publik menjadi wajah dari kehadiran negara di tengah masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2021, 15:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) menyapa peserta saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (4/11/2019). Ini merupakan rapat perdana Menkeu dengan Komisi XI DPR RI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta agar transformasi pelayanan publik di Kementerian Keuangan berjalan berkesinambungan dan tidak berhenti di tengah jalan. Transformasi pelayanan publik harus terus-menerus mengikuti perubahan dan tantangan.

"Institusi Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan negara harus terus melakukan transformasi. Ini bukan setahun selesai, tapi sikap untuk terus menerus masuk sesuai dengan tantangan yang berubah," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Festival Transformasi Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/10/2021).

Sri Mulyani menuturkan pelayanan publik menjadi wajah dari kehadiran negara di tengah masyarakat. Maka sebagai instansi pemerintah, Kementerian Keuangan harus menampilkan wajah pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Hadirnya negara menjadi salah satu contoh nyata bagaimana instansi dan institusi-institusi publik memberikan pelayanan," kata Sri Mulyani.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ide Baru

Bendahara negara ini mengingatkan, adanya festival transformasi di Kementerian Keuangan harus bisa melahirkan ide-ide baru dalam melakukan transformasi. Dia tak ingin, festival ini menjadi ajang senang-senang belajar tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti.

"Festival ini bukan untuk menyenang-nyenangkan diri kita, dari sisi konten harus memuat kebutuhan yang membuat kita bereksplorasi dalam cara kerja yang baik," kata dia.

Pengelolaan negara harus dilakukan dengan bijaksana, antisipatif, inovatif, fleksibel, akuntabel, transparan dan berintegritas. Meski terdengar klasik dan klise, kata Sri Mulyani namun pada pelaksanaannya hal-hal tersebut justru yang paling sulit dilakukan.

"Itu seperti klise dan klasik, namun didalam melaksanakan prinsip-prinsip klise itu benar dan butuh effort yang luar bisa," katanya.

Anisyah Al Faqir

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya