1,7 Juta Warga di Shanxi China Terdampak Banjir

Provinsi Shanxi di barat daya Beijing terdampak banjir akibat cuaca ekstrem.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Okt 2021, 12:51 WIB
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Liputan6.com, Taiyuan - Banjir besar menghantam provinsi Shanxi, China. Provinsi itu biasanya kering, namun cuaca ekstrem mengakibatkan banjir hingga sepinggang.

Berdasarkan laporan media pemerintah Xinhua, Senin (11/10/2021), ada 1,76 juta warga China yang terdampak yang berasal dari 76 kabupaten, kota, dan distrik. Ada lebih dari 120 ribu orang harus mengungsi.

Banjir juga merusak 190 ribu hektar kebun dan merobohkan 17 ribu rumah. Bangunan bersejarah UNESCO juga terdampak.

Lembaga tanggap bencana di China telah mengalokasikan 4.000 tenda, 3.200 kasur lipat, hingga pakaian untuk pengungsi.

Otoritas provinsi juga mencairkan 50 juta yuan (Rp 110 miliar) untuk menghadapi bencana ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Faktor Cuaca

Petir adalah lecutan yang terjadi ketika ada muatan listrik berkekuatan besar berhimpun dalam awan-awan di langit. (Sumber Pixabay)

Xinhua menyebut daerah provinsi Shaxi biasanya kering. Namun, hujan deras terjadi pada pekan pertama Oktober 2021.

Rata-rata intensitas hujan itu mencapai 119,5 milimiter. Hal itu tiga kali lebih besar dari rata-rata hujan di bulan Oktober pada tahun-tahun sebelumnya.

Hujan besar di Shanxi itu terjadi dari 2 Oktober malam hingga 7 Oktober pagi.

Global Times menyebut ada faktor gelombang dingin yang membuat kondisi banjir parah.

"Tantangan utama untuk Shanxi adalah suhu rendah yang dibawa oleh gelombang dingin," ujar Hao Nan, kepala pusat pelayanan informasi bencana.

Hao berkata apa yang terjadi di Shanxi adalah presipitasi yang termasuk abnormal. Ini adalah ketiga kalinya fenomena ini terjadi di utara China.

"Cuaca tahun ini dikarakterkan dengan distribusi tak merata dari air dan kekeringan, banyaknya cuaca konvektif yang kuat, dan terutama jumlah tornado yang banyak dengan mangnitudo yang lebih tinggi dari di masa lalu," jelas Hao.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya