Redenominasi Rupiah Dilakukan Bisa, Tidak Juga Tak Apa-apa

Seberapa mendesak redenominasi rupiah dilakukan? Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai redenominasi bukan hal yang terlalu mendesak.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2012, 13:46 WIB
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) kini mulai menyosialisasikan redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah dengan cara mengurangi sejumlah nol di belakangnya.

Seberapa mendesak redenominasi ini dilakukan?

Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai redenominasi bukan hal yang terlalu mendesak. Menurutnya redenominasi boleh dilakukan tapi tidak juga tak apa-apa.

"Boleh ya, boleh tidak. Diadakan ya, tidak diadakan juga tidak berpengaruh banyak," kata  JK usai menghadiri Sarasehan Ekonomi bertema Menyusun Ulang Pembanngunan Ekonnomi Indonesia 2014 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (12/12/2012).

Menteri Keuangan Agus Martowardojo pernah mengatakan redenominasi yang akan dilakukan Indonesia akan meniru Turki.

Saat penerapan redenominasi, Turki menggunakan mata uang yang baru dengan jumlah nol yang lebih sedikit, namun biar masyarakat tak kaget mata uang lama juga tetap berlaku. Hingga akhirnya masyarakat akan terbiasa pada mata uang dengan nol yang lebih sedikit.

Indonesia sendiri rencanaya akan memangkas 3 angka di belakang uang rupiah. Misalkan uang Rp 1.000 akan menjadi Rp 1, namun nilainya tetap sama. (IGW)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya