Menlu Retno Marsudi Dorong Kerja Sama Internasional Pasok Bantuan Medis untuk Rohingya

Menlu Retno Marsudi mendorong kerja sama dunia untuk membantu pengungsi Rohingya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Sep 2021, 15:49 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing bersama dengan awak media secara virtual pada Kamis 27 Agustus 2020. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno mengajak dunia untuk bekerja sama membantu para pengungsi Rohingya, terutama dalam masa pandemi COVID-19

Pertemuan yang dipimpin oleh PM Bangladesh, juga dihadiri oleh Menlu Brunei sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar, Menlu Turki, Menlu Gambia, Menlu Inggris, dan Sekjen OKI.

"Dalam pertemuan tersebut, saya menyampaikan apresiasi dari Indonesia kepada Pemerintah dan rakyat Bangladesh yang telah bersedia menampung pengungsi Rohingya," ujar Menlu Retno. 

"Saya menyampaikan bahwa rakyat Rohingya sudah menderita cukup lama, dan sampai saat ini belum ada perkembangan perbaikan yang signifikan," tambahnya. 

Ia juga menambahkan bahwa kondisi pengungsi Rohingya sangat mengkhawatirkan terlebih di masa pandemi ini. Situasi di Cox’s Bazaar sangat rentan terpapar virus COVID-19 dan tingkat vaksinasi masih rendah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dorong Bantuan Medis

Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox's Bazar, Bangladesh (10/8/2021). Pemerintah Bangladesh dan lembaga bantuan mulai memvaksinasi pengungsi Rohingya pada Selasa ketika gelombang virus meningkatkan risiko kesehatan di kamp-kamp pengungsian. (AP Photo/ Shafiqur Rahman)

Menlu Retno mendorong bantuan untuk mengatasi COVID-19. Untuk itu, vaksinasi, alat kesehatan dan obat-obatan harus disalurkan ke Cox’s Bazaar.

"Masyarakat Internasional harus bekerja sama untuk pastikan pengungsi Rohingya dapat segera memperoleh akses vaksin," ujarnya. 

Selain itu, Menlu Retno juga menyatakan bahwa masyarakat internasional harus dapat membantu ciptakan kondisi yang mendukung bagi kembalinya pengungsi Rohingnya ke rumah mereka, yaitu di Myanmar.

"Dalam konteks inilah, saya menekankan pentingnya segera diselesaikan krisis politik yang saat ini terjadi di Myanmar, antara lain melalui implementasi Five Points of Consensus," katanya. 

Krisis politik yang berkepanjangan akan menghambat upaya repatriasi.

"Saya juga mendorong masyarakat internasional untuk mendukung kerja AHA Center yang saat ini sedang melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan di Myanmar termasuk kepada rakyat Rohingya di Myanmar," tambahnya. 

"Sebagai catatan, dapat saya sampaikan bahwa dalam setiap pertemuan yang membahas krisis politik di Myanmar, Indonesia selalu mengingatkan bahwa masih adanya satu PR besar yang jangan sampai dikesampingkan, yaitu penyelesaian masalah Rohingya," katanya lagi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya