Kedubes Inggris Umumkan 3 Pemenang Kompetisi Video FPCI #Indonesia4Climate

Pemenang pertama jatuh pada Aulia Suwa tentang rantai makanan dan sampah di lautan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Sep 2021, 21:17 WIB
Warga menikmati sinar matahari di Taman Bunga Ratu Mary di Regent's Park di London pada 25 Juni 2020. Inggris pada Kamis (25/6) mengalami hari terpanasnya tahun ini hingga sejauh ini, dengan suhu mencapai 33,3 derajat Celsius di Bandara Heathrow, menurut badan meteorologi. (Xinhua/Han Yan)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris di Indonesia bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengumumkan lima pemenang Kompetisi Video FPCI #Indonesia4Climate. Mereka membahas isu yang relevan terkait lingkungan, mulai dari rantai makanan, masalah plastik, hingga daur ulang. 

Duta Besar Inggris, Owen Jenkins, menyebut fungsi utama dari program ini adalah mengumpulkan ide-ide mengenai cara menuju emisi net zero

"Melalui kompetisi ini, kita ingin mendorong anak-anak muda untuk memikirkan apa yang mereka bisa lakukan, apa yang masyarakat bisa lakukan, untuk menuju net zero. Ada banyak cara untuk melakukannya dan kita ingin menunjukkan hal itu," ujar Dubes Owen dalam sambutannya di acara, Jumat (9/10/2021).

Kompetisi ini juga bekerja sama dengan Kedubes Italia dan Swedia.

Berikut daftar tiga pemenang yang diumumkan Kedubes Inggris, serta video kompetisi mereka:

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

1. Juara 1: Lautan dan Rantai Makanan

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor perikanan naik 7,21 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Juara pertama jatuh kepada Aulia Suwa (@adeherti) – untuk video yang merincikan bagaimana sampah di lautan membahayakan kehidupan alam dan juga rantai makanan. Aulia menyarankan bagaimana cara kita dapat mengurangi, menggunakan kembali dan juga mengolah kembali untuk tujuan meminimalkan sampah yang ada, termasuk bagaimana cara kita dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan cara memakai tote bag dan membawa botol air minum sendiri.

Aulia juga mengingatkan bahaya dari mikroplastik – yaitu plastik dengan partikel sangat kecil yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop, namun plastik ini dapat ditemukan di benda-benda seperti sabun mandi, deterjen, hingga pakaian. Dengan menggunakan sesuatu yang mengandung mikroplastik, – kita mengirimkan jutaan partikel plastik ke lautan setiap tahun secara cuma-cuma – dan juga ke dalam rantai makanan kita sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by ADEHERTI (@adeherti9)

3 dari 4 halaman

2. Juara 2: Sustainable Fashion

Sepatu adidas by Stella McCartney Parley UltraBOOST X (Foto: Dok. adidas)

Juara kedua adalah Hendra Wijaya (@iamhendraw) – untuk karyanya yang menjelaskan bagaimana fashion adalah industri yang menyumbangkan polusi  kedua terbesar di dunia – dan bagaimana kita sebagai pembeli dapat memiliki peran dalam membuat fashion menjadi lebih berkelanjutan dengan cara berinvestasi dalam membeli pakaian-pakaian yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama.

Solusi lain adalah membeli kualitas bukan kuantitas, mempelajari mengenai barang-barang yang berkelanjutan, dan juga menyumbangkan pakaian yang sudah tidak diinginkan. Hendra juga mengingatkan bahwa pilihan pembeli sangat vital untuk mendorong tindakan lingkungan – karena pelaku bisnis akan peduli jika para pembeli melakukannya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by HENDRA WIJAYA (@iamhendraw)

4 dari 4 halaman

3. Pahlawan Daur Ulang

Ilustrasi Daur Ulang Sampah Plastik Credit: pexels.com/mali

Juara ketiga jatuh kepada Alwi Johan (@alwijo) – dengan videonya yang mengeksplorasi kehidupan para orang-orang yang mendaur ulang limbah rumah tangga kita. Alwi menyatakan bahwa jika kita tidak memilah sampah kita menjadi sampah yang dapat didaur ulang dengan yang tidak – secara efektif kita memaksa orang lain untuk melakukannya.

Setiap hari 72 pekerja menyelamatkan 6 ton sampah yang dapat didaur ulang dari 100 ton sampah. Martabat, kepahlawanan, dan semangat ceria dari mereka yang memilah sampah kita dalam kondisi yang sulit membuat kita mempertanyakan mengapa tidak kita sendiri yang melakukannya, terutama dalam kenyamanan di rumah kita sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Alwi Johan Yogatama (@alwijo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya