Menkes Ajak Eling Lan Waspada, Pelonggaran Jangan Bikin Kasus Covid-19 Kembali Naik

Penularan kasus Covid-19 terus terjadi meski tren secara nasional saat ini terjadi penurunan.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 30 Agu 2021, 20:46 WIB
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Konferensi Pers PPKM Level, Senin (30/8/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Penularan kasus Covid-19 terus terjadi meski tren secara nasional saat ini mengalami penurunan. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahkan menilai, penularan Covid-19 varian delta tak hanya terjadi di Indonesia, malah juga terjadi di negara-negara dengan kesiapan rumah sakit cukup tinggi.

Menurut data yang ditampilkannya, terdapat juga peningkatan di negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Jepang, yang mana ketiganya telah melakukan vaksinasi lebih dari 50 persen.

“ini memberikan pesan ke kita, walaupun kita sudah turun dan vaksinasi mulai jalan lancar kita harus tetap hati-hati dan waspada,” katanya dalam Konferensi Pers PPKM Level, Senin (30/8/2021).

Menkes Budi menyatakan lanjutan dari kewaspadaan tersebut, ia turut mengamati dari faktor peningkatan penularan Covid-19. Faktor yang paling berpengaruh, kata dia, adalah peningkatan mobilitas yang terjadi.

“Kita juga belajar dari sejarah sebelumnya lonjakan kasus di awal januari dan juli semuanya disebabkan oleh peningkatan mobilitas yang luar biasa, Januari karena ada Nataru dan Juli karena Idul Fitri,” katanya.

Ia menuturkan, setelah peningkatan mobilitas pada waktu-waktu tertentu itu, akan diikuti dengan peningkatan kasus dalam satu atau dua minggu selanjutnya, dan akan mencapai puncaknya sekitar 4-8 minggu setelahnya.

“Pelajaran kedua kita harus eling lan waspada, jangan sampai dengan pelonggaran kemudian mengendorkan semuanya sehingga naik lagi mobilitasnya dan kita alami lagi peningkatan kasus,” katanya. 

 

 

2 dari 2 halaman

Mutasi Virus

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Selanjutnya, Menkes Budi mengatakan faktor selanjutnya yang tak bisa dikontrol adalah mutasi virus yang terjadi. ia mengatakan semua negara kewalahan karena adanya mutasi virus yang menyebar.

“Ini yang sulit di tebak, semakin lama dunia menunda vaksinasi,asti di satu daerah terjadi penularan dan varian baru timbul,” tutur Menkes.

Ia bahkan mengingatkan bahwa saat ini ada varian baru selain delta yang dalam kondisi under-investigation dan varian baru seperti Lambda.

Terkait persebaran dominan, varian Delta mendominasi di beberapa negara termasuk Indonesia. seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Amerika, Israel, dan sebagian di Venezuela dan Jepang.

Sementara itu, Menkes Budi mengakui hingga 29 Agustus 2021, Kemenkes telah melakukan tes genome untuk mendeteksi varian virus, dan telah dilakukan sebanyak 5788 tes. Dengan 2321 diantaranya termasuk dalam varian of concern.

Dari 2321 varian tersebut, terdiri dari 64 varian Alfa, 17 varian Beta, dan 2240 varian Delta.

“Dengan demikian kita punya kapasitas tes 1700-1800 tes per bulan. Sehingga diharapkan bisa memonitoring seperti apa penyebaran carian baru ini dan bagaimana kita antisipasi,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya