IPO Bukalapak Dapat Menarik Perusahaan Unicorn Lain Catat Saham di BEI

PT Bukalapak.com salah satu perusahaan unicorn yang melepas jumlah saham yang ditawarkan ke publik 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Jul 2021, 10:00 WIB
Bukalapak.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai PT Bukalapak.com yang melepas saham ke publik dalam rangka initial public offering (IPO) dapat mendorong perusahaan rintisan atau startup berstatus unicorn lain untuk masuk pasar modal Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menambahkan, masuknya perusahaan unicorn ke pasar saham juga untuk menarik minat investor berinvestasi. Berdasarkan data yang diperoleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal terus meningkat.

Dibandingkan 2020, jumlah investor di pasar modal naik 44,45 persen hingga Juni 2021. Nyoman menilai, hal itu mengindikasikan pasar modal masih menjadi pilihan bagi investor untuk berinvestasi.

"Dengan masuknya PT Bukalapak.com ke pasar modal Indonesia, diharapkan dapat menarik masuknya perusahaan-perusahaan unicorn lainnya di pasar domestik dan menarik minat investor untuk berinvestasi,” ujar Nyoman kepada awak media, ditulis Minggu (18/7/2021).

PT Bukalapak.com salah satu perusahaan unicorn yang melepas jumlah saham yang ditawarkan ke publik 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran berkisar Rp 750-Rp 850 per saham. Target dana IPO yang akan diperoleh sebanyak-banyaknya dari IPO sebesar Rp 21,90 triliun. Target perolehan dana tersebut termasuk terbesar di BEI.

Nyoman menilai, dengan ada IPO skala besar juga diharapkan menambah semarak pasar modal Indonesia. Dengan demikian, IPO skala besar tidak hanya menarik investor domestik tetapi juga global.

"Hal yang lebih penting adalah memberikan akses bagi perusahaan untuk tumbuh di pasar modal Indonesia,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Ragam Investasi untuk Investor

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, sisi lain memberikan pilihan bagi investor untuk investasi di perusahaan dengan berbagai ukuran dan model bisnis.

“Para investor tentu memiliki referensi dan portofolio investasi masing-masing termasuk dari saham perusahaan yang akan IPO,” ujar dia.

Ia menambahkan, referensi itu baik didasarkan oleh pilihan sektor, prospek usaha ke depan dan ukuran perusahaan yang bisa terdiversifikasi dari perusahaan yang tercatat di papan utama, pengembangan dan akselerasi.

“Kami yakin bahwa IPO dari perusahaan-perusahana dengan berbagai jenis, sektor usaha dan ukuran akan mendapatkan apresiasi baik oleh para investor,” kata dia.

Selain itu, pasar modal Indonesia juga telah mencatat sejumlah IPO besar antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

“Emiten-emiten dengan size seperti ini tentu investor coveragenya akan lebih luas, tidak hanya domestik bahkan ke global. Success story mereka dalam melakukan penggalangan dana melalui IPO menjadi refleksi apresiasi market,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya