Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin PMI Manufaktur Juni 2021 Turun Jadi 53,5

Melonjaknya kasus Covid-19 pada pertengahan tahun ini berpengaruh pada industri manufaktur Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2021, 13:10 WIB
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Melonjaknya kasus Covid-19 pada pertengahan tahun ini sedikit banyak berpengaruh pada industri manufaktur Indonesia. Tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang turun menjadi 53,5 pada bulan Juni 2021.

"Pada Juni PMI kita cukup tertekan karena berlakunya PPKM Darurat menjadi 53,5," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Investor Daily Summit 2021, Jakarta, Rabu (14/7).

Perolehan PMI Manufaktur tersebut turun dari sebelumnya yang berada di angka 55,3 poin. Peningkatan tersebut terjadi pada 3 bulan berturut-turut yakni Maret, April dan Mei.

"Dari data IHS Market Indonesia, nilai PMI mengalami peningkatan pada 3 bulan terakhir yakni Maret, April dan Mei yakni 55,3," kata dia.

Meski mengalami penurunan, Agus memandang kondisi bisnis akan tetap berjalan dan menguat. Sebab Sejak 8 bulan sebelumnya sektor industri tetap menguat dan berada diposisi yang selalu di atas 50 poin.

"Posisi PMI selalu di atas 50 poin sehingga menunjukkan manufaktur kita sedang optimis dan menggeliat," katanya.

Agus mengatakan khusus di sektor otomotif saat ini tercatat ada 21 perusahaan kendaraan roda empat atau lebih yang nilai investasi mencapai Rp 71,35 triliun.

Mereka memproduksi kendaraan 2,35 juta unit per tahun. Memperkerjakan 38 ribu tenaga kerja langsung dan 1,5 juta pekerja di sepanjang rantai nilai industri ini.

Sampai bulan Mei 2021 lalu tercatat sudah 14 ribu unit kendaraan roda empat atau lebih dan 320 kendaraan roda dua telah diproduksi. Tercatat sejak Januari 2021 hampir Rp 30 triliun kendaraan roda empat atau lebih telah di ekspor keluar negeri. Sekitar Rp 18,63 triliun yang diekspor ke 80 negara di dunia merupakan kendaraan CBU.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

PMI Manufaktur Indonesia Juni Tembus 53,5 Walau Covid-19 Mengganas

Penggunaan robot di industri manufaktur (dok: Universal Robot)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan capaian Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Juni yang berada di level 53,5. Berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh IHS Markit tersebut, PMI di atas 50 menunjukkan geliat industri manufaktur dinilai ekspansif.

“Kita perlu bersyukur bahwa sektor industri manufaktur masih ekspansif. Artinya, masih ada gairah usaha di tengah dampak peningkatan kasus Covid-19,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (1/7/2021).

Disamping itu, Menperin tetap optimistis, ekonomi nasional akan tumbuh positif pada kuartal II tahun ini. Keyakinan ini didasari oleh sejumlah indikator, termasuk dari kinerja sektor industri manufaktur.

“Dalam delapan bulan terakhir, PMI manufaktur Indonesia terus berada di atas angka 50. Artinya, industri manufaktur di dalam negeri berada dalam level ekspansif, bahkan agresif. Pertumbuhan industri diharapkan akan mencapai titik positif pada kuartal II tahun ini,” ungkapnya.

Berikut kinerja gemilang sektor industri manufaktur di tanah air, misalnya terlihat pada nilai ekspor industri pengolahan yang tercatat mencapai USD 66,70 miliar pada Januari-Mei 2021, naik 30,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar USD51,10 miliar.

Dari capaian USD 66,70 miliar tersebut, industri pengolahan memberikan kontribusi paling tinggi, yakni 79,42 persen dari total ekspor nasional yang berada di angka USD 83,99 miliar.

“Besarnya proporsi ekspor produk industri pengolahan sekaligus menggambarkan bahwa telah terjadi pergeseran ekspor Indonesia dari komoditas primer kepada produk manufaktur yang bernilai tambah tinggi. Artinya, Indonesia telah melakukan transformasi ekonomi, tidak lagi menjadi negara pengekspor bahan mentah, tetapi produk jadi atau barang setengah jadi,” jelasnya.

3 dari 3 halaman

Nilai Investasi

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Kemudian, di sepanjang kuartal I tahun 2021, nilai investasi yang direalisasikan industri pengolahan menembus Rp88,3 triliun atau naik 38 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 64 triliun.

Dari Rp88,3 triliun tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2 persen terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp219,7 triliun

“Hal ini menandakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah. Investasi juga merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta sekaligus akan menyerap tenaga kerja di sektor industri,” pungkasnya.   

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya