Harga Bitcoin Kembali Naik Setelah 48 Jam Anjlok

Harga bitcoin sempat jatuh di bawah USD 30.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Januari.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 24 Jun 2021, 10:19 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin kembali berada di atas USD 30.000 pada Rabu 23 Juni 2021, setelah volatilitas ekstrem yang mengganggu cryptocurrency atau uang kripto dalam beberapa bulan terakhir.

Seperti dilansir CNN, Kamis (24/6/2021), mata uang digital kembali melonjak 5,4 persen selama 24 jam terakhir. Harga bitcoin berada di angka USD 34.368 per koin, menurut CoinDesk. Angka tersebut berbalik arah dari hari sebelumnya.

Tercatat, harga bitcoin sempat jatuh di bawah USD 30.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Januari. Meski demikian, uang kripto telah kehilangan setengah nilainya sejak mencapai level tertinggi pada April.

Tak hanya bitcoin, mata uang lain telah mengalami perubahan harga yang serupa. Ethereum dan dogecoin naik sekitar 4,8 persen dan 8,9 persen setelah terjebak dalam aksi jual di awal pekan ini.

Nilai kripto turun secara dramatis tahun ini karena berbagai alasan, termasuk kekhawatiran dampak lingkungan dari penambangan koin dan meningkatnya pengawasan pemerintah China.

Pada Senin, 21 Juni 2021, People's Bank of China mengatakan, pihaknya telah memanggil Alipay, platform pembayaran online populer yang dijalankan oleh Jack Ma's Ant Group, bersama dengan lima perusahaan pemberi pinjaman untuk menyelidiki dan mengidentifikasi secara komprehensif pertukaran dan dealer cryptocurrency. 

Perkembangan tersebut memicu penurunan 12 oersen harga bitcoin selama periode 24 jam. Media pemerintah Tiongkok melaporkan, provinsi barat daya Tiongkok telah memerintahkan penghentian semua operasi penambangan kripto dan memutus pasokan listrik ke banyak fasilitas penambangan.

Sichuan adalah pusat utama untuk penambangan bitcoin. Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, mencatat peningkatan tekanan di China dalam laporannya kepada klien minggu ini.

"Bitcoin perlu mempercepat transisi penambangan keluar dari China. Bitcoin tetap terjebak dalam kisaran USD 30.000 hingga USD 41.000, tetapi risiko penurunan menarik perhatian semua orang," ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pertama Kali, Harga Bitcoin Sentuh Rp 427,94 Juta

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, mencapai level terendahnya sejak 28 Januari 2021, harga bitcoin turun hingga berada di bawah USD 30.000 pada Selasa, 22 Juni 2021.  Seperti dilansir Coindesk, Rabu (23/6/2021), mata uang kripto paling terkenal itu diperdagangkan di angka USD 29.700 atau sekitar Rp 427,94 juta (asumsi kurs Rp 14.409 per dolar AS).

Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 3 persen.Penurunan ini terjadi setelah People's Bank of China diperintahkan untuk berhenti memfasilitasi transaksi kripto. Melihat hal ini, permintaan pasar akan bitcoin melemah, terlebih adanya kekhawatiran regulasi hawkish Federal Reserve.

"Tidak ada bukti langsung yang menunjukkan orang-orang di China membeli saat terjadi penurunan bitcoin. Seperti yang ditunjukkan dalam indeks OTC ChaiNext tether (USDT), nilai bitcoin melayang selama beberapa minggu terakhir di bulan Juni, sehingga menunjukkan sedikit diskon dalam perdagangan USDT, ” kata Analis pertukaran crypto OKEx,Matthew Lam.

Bitcoin sempat berada di puncaknya, saat memiliki nilai di atas USD 64.000 pada pertengahan April 2021. Namun, harga tersebut turun 35 persen pada Mei karena kekhawatiran mengenai dampak lingkungan dari penambangan cryptocurrency dan tindakan keras peraturan baru di China.

Pekan lalu, Federal Reserve secara tak terduga memajukan waktu kenaikan suku bunga pertama hingga 2023, hal ini menambah tekanan bearish di sekitar mata uang kripto.

Sementara bitcoin turun 8 persen setiap 24 jam, koin utama lainnya seperti ether , XRP, dan cardano mengalami kerugian 10 hingga 20 persen.

Tak hanya itu, Dogecoin juga diperdagangkan 25 persen lebih rendah.Matthew Dibb, COO, dan salah satu pendiri Stack Funds, memperkirakan kenaikan bisa saja terjadi.

"Saya pribadi berpikir perdagangan terbaik untuk kripto adalah dominasi bitcoin yang cukup panjang. Jika pasar jatuh, bitcoin harus turun lebih sedikit daripada altcoin. Jika sentimen pulih, bitcoin akan naik lebih dari altcoin," kata Dibb kepada CoinDesk.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya