Selesai Bertemu, Joe Biden-Vladimir Putin Bakal Beri Keterangan Terpisah

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, bertemu di Jenewa Swiss. Keduanya disertai delegasi tingkat tinggi.

Oleh DW.com diperbarui 17 Jun 2021, 11:49 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin ketika menghabiskan waktu di kawasan hutan pegunungan Siberia, pada 6 Oktober 2019. Kremlin merilis gambar Presiden Vladimir Putin saat merayakan hari ulang tahun ke-67 pada Senin (7/10/219). (Alexey DRUZHININ / Sputnik / AFP)

Moskow - Pada Rabu 16 Juni 2021, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, bertemu di Jenewa Swiss. Keduanya disertai delegasi tingkat tinggi.

Mengutip DW Indonesia, Kamis (17/6/2021), mereka membahas berbagai hal yang jadi sengketa dan menentukan bidang apa yang menjadi kepentingan bersama, serta mengatur ulang hubungan luar negeri di era pasca-Trump.

Pertemuan yang sejak lama dipersiapkan itu dimulai pada sore hari waktu Jenewa dan diperkirakan berlangsung selama empat hingga lima jam, menurut kedua belah pihak.

Baik Kremlin dan maupun Gedung Putih telah mencoba untuk meredam harapan muluk terkait pertemuan puncak itu. Kedua pemimpin tidak akan melakukan makan siang bersama, dan akan muncul di depan kamera secara terpisah usai pertemuan.

"Saya akan menjelaskan kepada Presiden Putin, bahwa ada area di mana kita dapat bekerja sama, jika dia mau," kata Joe Biden dan menambahkan, untuk area yang tidak mereka setujui, dia akan "jelaskan apa garis merahnya."

Pertemuan puncak AS-Rusia akan mengakhiri perjalanan luar negeri pertama Joe Biden sejak menjabat sebagai Presiden AS. Biden sebelumnya menghadiri KTT G7 di Inggris, pertemuan puncak NATO dan konsultasi AS-Uni Eropa.

Biden dan Putin Cari Jalan Tengah

Kepada wartawan Joe Biden juga mengatakan, dia akan menyampaikan kritik tentang situasi hak asasi manusia di Rusia yang makin memburuk, serta campur tangan Rusia dalam pemilu di AS dan dalam rangkaian serangan siber terhadap fasilitas AS.

Sementara kalangan pemerintahan Rusia di Kremlin menyatakan, kedua pemimpin akan mengklarifikasi isu-isu kunci dalam kerja sama bilateral.

"Hubungan kedua negara berada dalam keadaan yang tidak memuaskan, dan di banyak bidang bahkan tidak ada lagi kontak sama sekali," kata pihak Rusia dalam sebuah pernyataan. 

Pernyataan itu juga menyebutkan, AS sejak 2011 telah 96 kali menerapkan sanksi terhadap Rusia, termasuk tiga kali di bawah pemerintahan Joe Biden.

Pertemuan puncak AS-Rusia telah diatur dengan cermat dan dinegosiasikan sejak lama di belakang layar oleh kedua belah pihak.

Joe Biden lah yang pertama kali menyampaikan rencana pertemuan itu dalam percakapan telepon April lalu dengan Vladimir Putin. Kala itu dia memberi tahu Presiden Rusia bahwa pemerintahnya akan mengusir beberapa diplomat Rusia dan menjatuhkan sanksi terhadap lusinan orang dan perusahaan.

Langkah tersebut disampaikan sebagai bagian dari upaya untuk meminta pertanggungjawaban Kremlin, atas campur tangannya dalam pemilihan presiden AS tahun lalu.

2 dari 2 halaman

Mengakhiri Konflik Diplomatik Washington-Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)

Tidak ada komitmen apapun yang dibuat, tetapi menurut pejabat senior pemerintah, ada harapan bahwa kedua belah pihak akan mengembalikan duta besar mereka ke posisi masing-masing setelah pertemuan tersebut.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, ditarik dari Washington sekitar tiga bulan lalu sebagai protes setelah Biden menyebut Putin sebagai "pembunuh". Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan meninggalkan Moskow hampir dua bulan lalu, setelah Rusia menyarankan agar dia kembali ke Washington untuk konsultasi. Kedua duta besar akan berada di Jenewa selama pertemuan hari Rabu 16 Juni 2021.

Para pengamat luar negeri mengharapkan, Putin dan Biden juga akan membahas kemungkinan negosiasi baru tentang perlucutan senjata nuklir dan pembatasan senjata. Kedua belah pihak juga akan membahas konflik di Afganistan, Libya, Suriah dan sengketa program nuklir di Iran dan Korea Utara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya