Dinkes DKI: Keterisian Ruang ICU dan Tempat Isolasi Covid-19 di Jakarta Lampaui 70 Persen

Untuk antisipasi lanjutan, Widyastuti menyatakan pihaknya telah menggandeng berbagai pihak untuk menambah kapasitas tempat isolasi mandiri.

oleh Ika Defianti diperbarui 15 Jun 2021, 15:22 WIB
Pasien Covid-19 bersama seorang anak terlihat dari jendela Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Pemprov DKI memfungsikan kembali Graha Wisata Ragunan sebagai tempat isolasi warga terpapar COVID-19 kategori OTG sejak pekan lalu dan saat ini merawat 117 pasien. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menyatakan keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di RS rujukan Covid-19 menunjukkan data mengalami peningkatan. 

Dalam waktu dua pekan saja, keterisian untuk tempat tidur isolasi hampir 78 persen dan 71 persen untuk ICU. 

"BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 hanya dalam dua minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773," kata Widyastuti dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021). 

Untuk antisipasi lanjutan, Widyastuti  menyatakan pihaknya telah menggandeng berbagai pihak untuk menambah kapasitas tempat isolasi mandiri. Yakni Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan untuk lokasi tambahan bila Wisma atlet mengalami lonjakan pasien Covid-19. 

Kemudian, dia juga mengatakan Pemprov DKI Jakarta mengusulkan penambahan tracer atau petugas yang akan melakukan pelacakan kepada pemerintah pusat. 

"Para tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik," kata dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Masuki Fase Genting

WNI yang baru kembali dari luar negeri tiba untuk menjalani isolasi di Wisma Atlet, Pademangan, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2020). Wisma Atlet Pademangan mempersiapkan dua tower tambahan untuk merawat orang tanpa gejala (OTG) COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai Ibu Kota dapat memasuki fase genting bila penanganan kasus Covid-19 tidak dapat segera ditangani. Sebab, terdapat kenaikan jumlah kasus aktif yang cukup tinggi.

"Bila kondisi sekarang tidak terkendali, kita akan masuk fase genting. Bila fase genting itu terjadi kita harus ambil langkah drastis seperti September dan Februari lalu," kata Anies di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021). 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan, potensi itu dapat terjadi ketika fasilitas kesehatan mulai kewalahan dalam menangani peningkatan drastis jumlah pasien Covid-19. 

Karena hal itu, dia meminta adanya pendisiplinan secara kolektif yang melibatkan semua pihak.

"Harus semua unsur bersama. Kami berharap dengan langkah pendisiplinan yang ditingkatkan beberapa hari ke depan mudah-mudahan situasi di Jakarta menjadi lebih terkendali dan kita berharap kegentingan yang dikhawatirkan tidak terjadi," kata dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya