PLN Amankan Pasokan Listrik di Lokasi Vaksin Massal

Petugas PLN bersiaga di lokasi untuk memastikan keandalan listrik di lokasi vaksin Covid-19 massal yang berada di Terminal Kampung Rambutan, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Jun 2021, 11:15 WIB
PLN siaga kelistrikan di lokasi vaksin Covid-19 massal yang berada di Terminal Kampung Rambutan, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) siaga kelistrikan di lokasi vaksin Covid-19 massal yang berada di Terminal Kampung Rambutan, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Daya listrik di lokasi vaksin Kampung Rambutan sebesar 105.000 Volt Ampere (VA), lokasi Pelabuhan Tanjung Priok daya 41.500 VA, dan lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa daya 414.000 VA.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menjelaskan, PLN siap mendukung lokasi vaksinasi massal dengan menyiapkan listrik yang andal.

Beberapa saat lalu PLN juga menyiapkan daya listrik serta melakukan siaga di lokasi vaksinasi bersama untuk lansia di Gelora Bung Karno dan BUMN di Tennis Indoor Senayan.

"Kami melakukan pemantauan listrik khusus untuk tempat-tempat penanganan Covid-19 seperti rumah sakit, wisma atlet, hotel tempat tenaga kesehatan, sampai ke lokasi vaksin," jelas Doddy dalam keterangan tertulis, Jumat (11/6/2021).

Lokasi vaksin disuplai dari 2 sumber listrik. Apabila suplai utama mengalami gangguan, maka listrik akan dialihkan ke suplai cadangan dengan kualitas yang sama. Petugas PLN juga bersiaga di lokasi untuk memastikan keandalan listrik.

PLN menyiapkan tambahan 100.000 Volt Ampere Uninterupted Power Supply (UPS) di lokasi vaksin Terminal Kampung Rambutan. Dalam siaga kelistrikan, petugas juga dilengkapi dengan transportasi pendukung berupa unit layanan teknis dan unit layanan cepat.

Presiden Joko Widodo, didampingi oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, beserta jajaran juga mengunjungi lokasi vaksin tersebut kemarn untuk memastikan vaksin untuk para pelaku transportasi massal berjalan lancar.

Vaksinasi massal ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan komunal dari Covid-19, terutama kepada awak transportasi yang setiap hari bertemu dengan banyak orang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

WHO Indonesia: RI Peringkat 2 Penerima Vaksinasi COVID-19 Terbanyak di SEARO

Pemerintah RI kembali datangkan 1,5 Juta dosis vaksin AstraZeneca melalui skema multilateral. (Photo credit: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, World Health Organization (WHO) Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19 di antara negara-negara WHO South-East Asia Regional Office (SEARO).

Olivi Silalahi, Immunization Officer WHO Indonesia mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang beruntung karena pemerintahnya berhasil mengamankan pasokan vaksin COVID-19 secara dini.

"Kemudian kita mulai juga dengan gebyar yang cukup besar, didukung oleh Presiden kita yang terus monitoring pelaksanaan vaksinasi dan juga bapak Menteri Kesehatan," kata Olivi dalam dialog KPCPEN pada Selasa (8/6/2021).

"Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya dengan negara dalam SEARO, Indonesia termasuk di urutan kedua negara yang penduduknya terbanyak sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19," ujarnya.

Olivi mengungkapkan bahwa Indonesia hanya berada di bawah India di antara negara-negara WHO SEARO yang sudah melaksanakan vaksinasi COVID-19.

Menurut Olivi, untuk sebuah negara yang belum memiliki vaksin COVID-19 buatan dalam negeri, Indonesia sudah cukup maju dalam melaksanakan vaksinasi untuk mencegah virus corona.

3 dari 3 halaman

Tantangan Vaksinasi di RI

Namun, Olivi melihat bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19.

"Tantangan dalam menjangkau kelompok-kelompok yang memang rentan apabila terkena COVID-19, akan menjadi kasus yang berat dan bahkan kematian," katanya.

Olivi mengatakan, Indonesia sesungguhnya memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan imunisasi rutin.

"Secara umum sistem kesehatan kita ini sudah siap untuk melaksanakan vaksinasi dalam skala besar. Namun seperti yang sudah kita bahas, keterbatasan vaksin menjadi tantangan di seluruh negara, termasuk Indonesia," katanya.

Olivi pun menegaskan bahwa vaksinasi hanya salah satu alat untuk menjaga sistem kesehatan agar dapat bertahan dalam menangani pandemi COVID-19.

"Sehingga 3M, 3T, tetap harus dikuatkan. Karena ini saling melengkapi. Tidak bisa ada satu dan dua, tetapi harus bisa dilakukan bersama-sama," katanya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya