Harga Sembako Lebih Mahal dari Pasar, Mensos Akan Hapus e-Warong

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan pihaknya akan menghapus program elektronik warung gotong-royong alias E-Warong.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 24 Mei 2021, 14:46 WIB
Wali Kota Tri Rismaharini berbagi pengalaman menata Kota Surabaya kepada delegasi Konferensi Permukiman di Perkotaan antar-Negara PBB.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan pihaknya akan menghapus program elektronik warung gotong-royong alias E-Warong. Hal tersebut disampaikan Risma dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (24/5/2021).

Risma menyampaikan alasan pembubaran e-warong, yakni harga di E-Warong justru lebih mahal dari harga yang dijual di pasaran.

"E-Warong itu akan saya hapus karena kemarin saya melihat sendiri di Solo itu, masyarakat membeli telur 1 kilogram dengan harga Rp 27 ribu. Sementara di toko tak jauh dari e-Warong harga telur Rp 18.500 per kilogram," ungkap Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya itu menyatakan, penghapusan program tersebut bertujuan agar warga tidak membeli bahan pangan dengan harga yang lebih mahal. "Artinya orang miskin membeli bahan pokok yang lebih mahal karena kita yang menetapkan di tempat itu (e-Warong) harus beli," ucapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Akan Dialihkan

Rencananya, kebijakan e-warong akan dialihkan atau diganti dengan pembelian pangan lewat aplikasi di warung manapun. “Nanti pakai handphone, nanti masyarakat saat bantuan datang tinggal pakai aplikasi, (tinggal) klik klik,” katanya.

Diketahui, E-Warong adalah program Kemensos dengan Bank BUMN untuk menyalurkan bantuan pangan pada Keluarga Miskin (Keluarga Penerima Manfaat), yang memiliki kartu identitas Keluarga Keluarga Sejahtera alias Program Keluarga Harapan (PKH) dan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya