PVMBG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 di Mentawai

Andiani menegaskan gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami.

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Mei 2021, 07:19 WIB
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan pemicu gempa dengan magnitudo 5,1 pada kedalaman 17 kilometer di wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani, berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya yang terjadi pukul 03.44 WIB itu, berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

"Pusat gempa bumi berada di wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 99,29 derajat BT dan 1,60 derajat LS atau 55 kilometer baratlaut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat," ujar Andiani dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu, 12 Mei 2021.

Andiani mengatakan berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Pulau Siberut dengan intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), dan di Padang dengan intensitas I-II MMI.

Andiani menegaskan gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami. Hingga saat ini, belum ada informasi terkait kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.

"Berdasarkan tatanan tektonik Pantai Barat Sumatera dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera," kata Andiani.

Andiani menerangkan wilayah yang berdekatan dengan sumber gempa bumi adalah Kepulauan Mentawai yang disusun oleh batuan bancuh berumur Pra-Tersier dan batuan sedimen berumur Tersier.

Selain itu wilayah barat Sumatera Barat yang dominan disusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan Kuarter serta batuan Vulkanik Kuarter.

"Jenis batuan berumur muda seperti alluvium dan batuan Kuarter biasanya bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi," ucap Andiani.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Waspada Gempa Susulan

Andiani meminta kepada masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.

Selain BMKG, gempa bumi ini terdeteksi pula oleh Badan Geologi Jerman GeoForschungsZentrum (GFZ) melalui GEOFON program. Otoritas tersebut menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 99,23 derajat BT dan 1,75 derajat LS dengan kekuatan M4,5 dan kedalaman 10 kilometer.

Sementara itu, Badan Geologi Ameriak The United States Geological Survey (USGS) menginformasikan, bahwa pusat gempa bumi terletak pada koordinat 99,338 derajat BT dan 1,596 derajat LS, dengan magnitudo M4,9 pada kedalaman 30,1 kilometer.

Menjelang pertengahan Bulan Mei 2021 ini, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat telah terjadi tiga kali gempa.

Sebelumnya pada Senin, 3 Mei 2021 pukul 01.26 WIB gempa bumi M5,7 pertama terjadi di Wilayah Mentawai. Kemudian pada 5 Mei 2021 pukul 08.24 WIB, gempa bumi berkekuatan M5,8 terjadi. Disusul pada hari ini pukul 03.44 WIB berkekuatan magnitudo 5,1.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya