Syarat Agar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 7 Persen di Kuartal II 2021

Pertumbuhan ekonomi 7 persen bisa dicapai jika konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2021 juga tumbuh positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2021, 17:40 WIB
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sangat yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 bakal melonjak. Bahkan ia memprediksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 7 persen di periode tersebut.

"Diperkirakan kuartal ke II bisa 6,9 persen sampai 7,8 persen (pertumbuhan ekonomi)," kata Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (5/5/2021).

Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai jika konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2021 juga tumbuh positif. Paling tidak bisa berada di 6,9 persen sampai 7,9 persen. Kemudian diikuti dengan konsumsi lembaga non-profit rumah tanga (LNPRT) sebesar 5,0 persen sampai 5,5 persen.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, konsumsi pemerintah juga harus tumbuh 7,6 persen sampai 7,9 persen. Sementara PMTB harus berada di 6,4 sampai 8,3 persen.

Tak hanya itu, ekspor dan impor juga harus mencatatkan kinerja yang positif selama di kuartal II-2020 mendatang. Paling tidak keduanya beri andil atau kontribusi masing-masing tumbuh 10,5 - 12,0 persan dan 9,5 - 14,0 persen.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 0,74 Persen di Kuartal I 2021

Pedagang berjualan makanan ringan di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 minus 0,74 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Suhariyanto dalam laporan pertumbuhan ekonomi hari ini.

"Pertumbuhan Ekonomi kita mengalami kontraksi 0,74 persen di triwulan I 2021," kata dia, Rabu (5/5/2021).

Secara kuartal to kuartal (qtq), Suhariyanto melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih terkontraksi minus 0,96 persen.

Meski demikian, dia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia telah jauh membaik dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Dimana secara yoy pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen, pada kuartal III minus 3,49 persen, dan minus 2,19 persen di kuartal IV.

"Kita memang masih mengalami kontraksi, tapi ini jelas telah menunjukan adanya perbaikan dibanding kuartal-kuartal sebelumnya," ujar Suhariyanto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya