Hari Bumi 2021: PBB Ajak Hentikan Perang Melawan Alam

Pesan Sekjen PBB di Hari Bumi 2021.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Apr 2021, 17:19 WIB
Seekor koala betina menjalani pemeriksaan kesehatan di Melbourne, 6 Desember 2020. Setelah berbulan-bulan menjalani perawatan dan pemulihan, sejumlah koala yang terluka akibat kebakaran hutan besar di Australia pada musim panas lalu akhirnya kembali ke alam liar. (Xinhua/Kebun Binatang Victoria)

Liputan6.com, Jakarta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut memperingati Hari Bumi 2021 atau International Mother Earth Day yang jatuh pada 22 April. PBB berkata merusak alam sama seperti bunuh diri.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berkata planet sudah mencapai batasnya, sebab umat manusia terus menerus menganiaya alam.

"Kita dengan gegabah merampas sumber daya Bumi, menghabisi kehidupan liar, dan memperlakukan udara, tanah, dan lautan seperti tempat pembuangan. Ekosistem penting dan rantai makanan sedang didorong menuju keruntuhan," ujar Guterres, dilansir UN News, Kamis (22/4/2021).

"Ini adalah bunuh diri. Kita harus mengakhiri perang melawan alam dan merawatnya kembali agar sehat," ucapnya.

Sekjen Guterres meminta agar ada aksi iklim yang berani agar mencegah naiknya temperatur global menjadi 1,5 derajat celcius. Ia turut mendorong adanya langkah lebih tegas untuk melindungi biodiversitas.

UN Environment Programme (UNEP) turut menyorot butuhnya ekonomi yang lebih sustainable yang menguntungkan manusia dan planet. Sekjen Guterres berkata bahwa pandemi COVID-19 bisa menjadi peluang untuk bangkit dengan ekonomi yang lebih hijau. 

"Pada International Mother Earth Day, marilah kita semua berkomitmen pada kerja keras untuk memulihkan planet kita dan berdamai dengan alam," ujarnya.

Baca juga: Wawancara Melati Wijsen tentang Lingkungan

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Paris Agreement

Matahari terbit di antara pepohonan saat bluebell atau dikenal sebagai Eceng Gondok liar bermekaran di lantai hutan Hallerbos di Halle, Belgia (20/4/2021). Pemandangan biru hamparan bunga Bluebell di hutan ini memproduksi banyak warna dan aroma khas musim semi. (AP Photo/Virginia Mayo)

Selain COVID-19, UNEP mencatat terjadinya kebakaran hutan di Australia dan serangan belalang di Kenya.

"Sebagaimana darurat iklim makin intensif, transisi menuju stabilitas iklim menjadi semakin kritis," ujar UNEP.

UNEP menekankan pentingnya kontribusi dunia terhadap perjanjian lingkungan Paris Agreement. UNEP telah mengembangkan Climate Acton Note untuk menunjukan progres global dalam memenuhi perjanjian tersebut.

"Progres akan tergantung pada negara-negara dan kemampuan mereka untuk melaksanakan komitmen di bawah Paris Agreement dan kemudian kontribusi bersama untuk menjaga rata-rata temperatur global di bawah 2 derajat celcius," jelas UNEP.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya