Pemerintah Beri Santunan Rp 15 Juta Ahli Waris Korban Meninggal Banjir Bandang NTT

Pemerintah juga akan memberikan bantuan renovasi rumah yang terdampak banjir bandang di NTT dan NTB.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Apr 2021, 01:02 WIB
Orang-orang berjalan di tengah puing-puing di sebuah desa yang terkena banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). sejumlah ruas jalan dan jembatan rusak akibat banjir bandang tersebut. . (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendata jumlah korban meninggal akibat bencana banjir bandang di sejumlah wilayah Nusa Tengara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Data sementara hingga Senin malam (5/4/2021), 86 korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi itu.

"Data sementara 86 korban meninggal, data ini bergerak terus," kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma saat jumpa pers bersama BNPB lewat siaran daring.

Risma menuturkan, pemerintah telah mengalokasikan dana santunan terhadap korban bencana banjir bandang di NTT dan NTB. Untuk korban meninggal dunia, setiap ahli waris akan diberikan santunan sebesar Rp 15 juta.

Sementara korban luka akan diberi santunan Rp 5 juta. "Santunan akan diberikan Pak Presiden," ucap Risma.

Selain santunan, pemerintah juga akan memberikan bantuan untuk renovasi tempat tinggal yang terdampak bencana. Namun hingga saat ini besarannya belum ditentukan karena harus ada rapat bersama dengan sejumlah pihak.

"Kami juga data rumah kondisi rusak yang nantinya akan diputuskan bersama mana yang harus dibantu dan tidak," ujar Risma.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

3 Helikopter BNPB

Dari Kupang, Kepala BNPB Doni Monardo bertolak ke Kabupaten Lembata NTT untuk meninjau pengungsi dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok dengan helikopter BNPB, Rabu (2/12/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo mengatakan, pihaknya sudah menerbangkan tiga unit helikopter ke NTT. Tiga unit helikopter tersebut ditugaskan menyisir area terisolasi akibat bencana banjir bandang.

"Daerah terisolir akan kita bantu dengan helikopter untuk berikan bantuan makanan minuman dan kebutuhan dasar lainnya, kalau kurang akan kita tambah lagi," kata Doni saat jumpa pers daring, Senin (5/4/2021).

Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi merinci beberapa desa dan kecamatan yang terisolasi lantaran aksesnya terputus dan fasilitas infrastrukturnya terdampak bencana.

"Jadi daerah yang masih terisolasi ada 6 desa di Kabupaten Malaka karena sungai dan jembatannya putus. Lalu Flores Timur di Adonara ada 6 desa juga terisolir karena longsoran jalan yang tak dapat dilalui kendaran bermotor, juga Lebua ada enam kecamatan yang terisolasi karena jalan putus," katanya membeberkan.

Sejauh ini, petugas dan relawan di lapangan masih dalam proses pencarian serta pendataan korban hilang dan meninggal dunia. Doni memastikan hal ini akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Namun begitu, Doni memastikan saat ini statur darurat bencana nasional belum dikeluarkan. Jenderal TNI bintang tiga ini meyakini bahwa kesiapsiagaan daerah dan seluruh dukungan pihak terkait juga masyarakat dapat menanggulangi bencana banjir bandang yang terjadi di NTT.   

3 dari 3 halaman

Banjir Bandang Terjang NTT

Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya