Alasan BEI Dorong Investasi dalam Kesetaraan Gender

BEI turut mendukung penerapan kesetaraan gender dalam berbagai bidang bisnis.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Mar 2021, 19:43 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai baik perempuan maupun laki-laki memiliki potensi sama dalam pekerjaan. Oleh karena itu, BEI turut mendukung penerapan kesetaraan gender dalam berbagai bidang bisnis.

"Lebih dari 42 persen dari populasi Indonesia adalah perempuan. Karena itulah, berinvestasi dalam kesetaraan gender menjadi hal yang tepat dan bijak untuk dilakukan," kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa Rustam dalam webinar Ring the Bell for Gender Equality 2021, Selasa (9/3/2021).

Tidak hanya mendorong terciptanya komunitas yang lebih aman. Risa menambahkan, kesetaraan gender juga akan membawa keuntungan untuk bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. 

"Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan perubahan, sehingga perusahaan perlu bekerja bersama untuk mengintegrasikan prinsip kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam praktik bisnis mereka,” ia menambahkan.

Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menuturkan hal serupa. Ia menilai, perempuan juga memiliki potensi sama dengan laki-laki dalam semua sektor bisnis.

"Perempuan terbukti bisa bekerja sebaik laki-laki dan bisa memimpin dengan baik. Oleh. karena itu, juga harus dihargai sama secara adil,” kata dia

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Bos BEI Sebut Gaji Perempuan RI Lebih Rendah 23 Persen Ketimbang Pria

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi memamarkan penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (28/12). Inarno mengatakan, jumlah etimen tahun 2018 tertinggi sejak privatisasi BEI pada tahun 1992. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kesetaraan gender masih menjadi isu yang terus digaungkan untuk dapat diterapkan dalam dunia kerja. Lantaran, hingga saat ini pria kerap mendominasi posisi atau jabatan tinggi dalam suatu perusahaan.

Hal tersebut juga berdampak pada ketimpangan pendapatan antara pria dan wanita. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyebutkan, berdasarkan data International Labour Organization (ILO), pekerjaan bergaji tinggi di Indonesia lebih banyak dikuasai oleh laki-laki daripada perempuan. Dimana hanya 30 persen posisi manajerial atau supervisory diduduki oleh perempuan.

“Sedikit sekali yang sampai ke posisi direksi, bahkan di posisi yang sama dan dengan tingkat pendidikan yang sama. Penghasilan karyawan perempuan lebih rendah 23 persen dibandingkan rekan kerja mereka yang laki-laki,” kata dia dalam webinar Ring the Bell for Gender Equality 2021, Selasa, 9 Maret 2021.

Sementara berdasarkan data The Global Gender Gap Index 2020 dalam World Economic (WEP), Indonesia berada pada peringkat 85 dari 153 negara dengan tingkat pertisipasi perempuan dalam dunia kerja. “Masih sangat rendah,” kata Inarno.

Padahal, lanjut Inarno, ia menilai perempuan juga memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dalam semua sektor bisnis.

"Perempuan terbukti bisa bekerja sebaik laki-laki dan bisa memimpin dengan baik. Oleh. karena itu, juga harus dihargai sama secara adil,” kata dia. 

Oleh karena itu, dalam momentum peringatan Hari Perempuan Internasional 2021, Inarno mengimbau kepada pelaku bisnis untuk menerapkan pemberdayaan perempuan dalam bisnis mereka. Membuka kesempatan dan ruang bagi perempuan untuk mengembangkan diri dan mencapai posisi yang tinggi dalam perusahaan. Serta menyediakan support system memadai.

"Di sisi lain perempuan Indonesia juga perlu memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Senantiasa meningkatkan kemampuan mereka dan pantang menyerah,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya