Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit di Magetan Tembus Rp 100 Ribu Perkilogram

Pedagang cabai rawit juga mengurangi kulakan karena daya beli masyarakat yang menurun akibat mahalnya harga cabai tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2021, 23:11 WIB
Permintaan yang banyak untuk cabai di awal ramadan membuat harga cabai mengalami kenaikan, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (19/6/2015). Harga Cabai Rawit naik dari harga Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Surabaya - Harga cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terus melonjak hingga menembus Rp100.000 per kilogram.

"Harga cabai rawit masih terus naik. Sejak beberapa hari ini sudah mencapai Rp100.000 per kilogram," ujar Suprapti, pedagang cabai dan kebutuhan pokok di Pasar Sayur Magetan, Kamis, 25 Februari 2021.

Menurutnya harga cabai rawit yang terus naik dalam beberapa pekan tersebut disebabkan karena pasokan komoditas pedas itu yang minim akibat gagal panen selama cuaca ekstrem ini, dilansir dari Antara.

"Harganya terus naik hingga membuat para pedagang sendiri kesulitan untuk kulakan karena terlalu tinggi," kata dia lanjut.

Tingginya harga cabai rawit tersebut membuat pedagang harus menambah jumlah modal untuk kulakan cabai ke pengepul dan petani. Selain mahal, pedagang tidak berani kulakan banyak karena takut busuk.

Pedagang cabai rawit juga mengurangi kulakan karena daya beli masyarakat yang menurun akibat mahalnya harga cabai tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Gagal Panen

Harga cabai rawit merah di Depok melonjak saat musim hujan. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Sementara, harga cabai merah besar dan keritig terpantau jauh lebih murah dibandingkan cabai rawit. Di pasar setempat, cabai merah besar hanya Rp40.000 per kilogram, sedangkan cabai keriting di kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 per klogram.

Bupati Magetan membenarkan kondisi tingginya harga komoditas cabai rawit di Kabupaten Magetan. Menurut dia, melonjaknya harga cabai tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Magetan, namun juga daerah lain di Tanah Air.

Hal itu karena dampak cuaca ekstrem sehingga banyak tanaman cabai rawit gagal panen yang mengakibatkan pasokan di pasaran minim.

Pihaknya terus mendorong petani hortikultura di Kabupaten Magetan untuk memperluas area tanam cabai sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar saat terjadi gagal panen.

Saat ini Kabupaten Magetan telah menambah lahan penanaman cabai seluas 60 hektare di Desa Nglopang, Desa Trosono, dan Desa Sayutan Kecamatan Parang dengan bantuan dana "Corporate Social Responsibility" (CSR) PT Tunas Agro Persada.

Saat ini lahan cabai tersebut sedang panen. Hal tersebut merupakan momen yang tepat, karena panen raya bertepatan saat harga cabai sedang melambung, demikian Bupati Suprawoto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya