Soal Pembentukan Holding, Ini Kata Serikat Pekerja Pegadaian

Kementerian BUMN berencana membentuk holding untuk ultra mikro dan UMKM yang melibatkan sejumah BUMN, salah satunya Pegadaian.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2021, 23:19 WIB
Warga saat bertransaksi di pegadaian di Jakarta, Kamis (15/6). Meningkatnya kebutuhan masyarakat jelang Lebaran membuat banyak orang menggadaikan barang berharga guna memenuhi kebutuhan yang mendesak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk holding untuk ultra mikro dan UMKM yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Pegadaian (Persero).

Namun wacana ini mendapatkan penolakan dari serikat pekerja Pegadaian. Mereka menilai Pegadaian layak menjadi perusahaan yang mandiri, tak berada dibawah perusahaan induk dari holdingnisasi.

"PT Pegadaian itu perusahaaan sehat kok mau dicaplok dan juga layanan (produk) yang dimiliki Pegadaian itu sangat spesifik dengan kultur nasabah yang berbeda. Diketahui pegadaian melayani seluruh lapisan masyarakat sampai dengan wong cilik atau pelosok desa," kata Ketua DPP Serikat Pekerja PT Pegadaian Ketut Suhardiyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/2/2021).

Sementara itu, Komisi VI DPR RI bakal mendalami rencana Kementerian BUMN untuk membentuk holding pembiayaan ultramikro dan UMKM melalui penggabungan BRI, Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian.

"Tadi kami rapat dengan Pegadaian dan PNM, kita ingin tahu bagaimana sih sebenarnya aspirasi Pegadaian dan PNM, bagaimana suasana kebatinan mereka di tengah rencana aksi korporasi ini," ujar Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam.

Mufti mengatakan, ada suara kritis dari internal Pegadaian dan PNM yang menolak rencana peleburan tiga entitas bisnis BUMN besar tersebut.

"Saya mendengar ada suara kritis dari dalam yang kurang sreg dengan penggabungan tiga entitas bisnis ini. Apalagi Pegadaian dan PNM kan bisnisnya baik-baik saja, kinerjanya sangat bagus malah. Pegadaian bahkan salah satu BUMN penyumbang dividen terbesar ke negara," ujar dia.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Aksi Korporasi

Sejumlah nasabah duduk menjaga jarak fisik saat di Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (4/6/2020). Memasuki tahun ajaran baru yang jatuh pada 13 Juli 2020, warga ramai menggadaikan barang mereka untuk persiapan masuk sekolah anak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mufti mengatakan, karena holding ini merupakan aksi korporasi yang sangat strategis, maka Komisi VI akan melakukan pendalaman-pendalaman karena memang belum menerima penjelasan yang benar-benar detail dan terbuka.

"Apakah nanti modelnya holding, atau akuisisi, atau merger. Kita juga harus cek nanti bagaimana nasib karyawan PNM dan Pegadaian, bagaimana skema bisnisnya, jangan-jangan akan susah bagi rakyat kecil untuk mengakses Pegadaian karena sistemnya berubah rumit seperti perbankan. Perlu dikaji semua," ujarnya.

"Kami akan serap semua aspirasi. Juga undang serikat pekerja. Dan para pengamat yang seimbang, bukan hanya yang meng-endorse rencana ini dengan alasan yang manis-manis saja. Ini strategis lho, tiga entitas bisnis yang berkaitan dengan rakyat kecil," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya