Manajemen Data Covid-19 Dibenahi, Rampung Pertengahan Februari 2021

Pembangunan fasilitas isolasi terpusat menjadi strategi utama dalam penanganan Covid-19 di wilayah dengan kasus yang tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2021, 20:10 WIB
Petugas medis akan menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai, pembangunan fasilitas isolasi terpusat menjadi strategi utama dalam penanganan Covid-19 di wilayah dengan kasus yang tinggi. Sehingga penyediaan fasilitas isolasi bisa dilakukan terpusat di satu tempat.

Salah satunya pemanfaatan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat untuk wilayah Jabodetabek.

"Pemanfaatan wisma atlet untuk wilayah Jabodetabek sudah tepat, sehingga dapat menjadi tempat isolasi terpusat," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam siaran persnya, Jakarta, Kamis (4/2).

Pembangunan fasilitas isolasi terpusat juga bisa mengurangi penyebaran virus dari kluster keluarga. Sehingga bisa menurunkan keterisian rumah sakit.

"Ini dapat membantu mengurangi penyebaran penularan ke keluarga dan menurunkan keterisian rumah sakit, kata dia.

Selain itu, manajemen perawatan juga akan ditingkatkan. Pemerintah akan memastikan ketersediaan tempat tidur dan penyediaan obat dan alat medis yang dibutuhkan.

"Memastikan adanya ketersediaan tempat tidur rumah sakit serta penyediaan semua obat dan alat yang dibutuhkan," jelasnya.

Manajemen perawatan menjadi strategi penting dengan menyiapkan setiap rumah sakit dapat menerapkan protokol standar terapi penanganan pasien. Dalam manajemen rumah sakit saat ini, telah terjadi angka penurunan hari perawatan pada pasien Covid-19.

Dia menambahkan, terkait manajemen data saat ini sedang dibenahi oleh Kementerian Kesehatan. Pembenahan ini ditargetkan selesai pada pertengahan Februari 2021.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Selasa (2/2/2021). Pemerintah melalui Kemenkes mengizinkan semua rumah sakit jika memiliki fasilitas penanganan COVID-19 untuk memberikan layanan ke pasien COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)
Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Sebut 22 Persen Masyarakat Indonesia Tak Percaya Adanya Corona Covid-19

Warga melakukan tes cepat (rapid test) massal Covid-19 di SDN Petamburan 01, Petamburan, Jakakrta, Jumat (27/11/2020). Rapid test massal ini digelar sebagai langkah petugas dalam melakukan testing, dan tracing setelah adanya kerumunan di Petamburan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menguak satu fakta. Ternyata masih banyak penduduk yang tidak percaya keberadaan virus Corona Covid-19 asal China itu.

Bahkan ini yang membuat penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia.

"Berdasarkan data yang kami miliki, sebanyak 22 persen orang (penduduk RI) tidak percaya akan Covid-19," ujar Luhut dalam acara Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).

Bahkan kemungkinan besar lebih banyak penduduk Indonesia yang tidak percaya terhadap keberadaan virus corona.

Untuk itu, pemerintah dan otoritas terkait pun kini tengah memperketat beragam prosedur dan program untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari kepolisian, Satpol PP, serta pemuka agama.

"Kemenag juga terlibat sekarang. Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu muslim, kristen, buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru,” kata Luhut.

Dia pun menegaskan, penanganan pandemi menjadi penting sebab juga berkaitan dengan proses pemulihan ekonomi. Menurut Luhut, proses pemulihan ekonomi tak akan terjadi bila pandemi tak bisa ditangani.

"Pemulihan ekonomi sangat bergantung pada penanganan Covid-19, hal ini sangat penting bagi Indonesia, bagaimana bisa menyeimbangkan penanganan Covid-19, di saat yang bersamaan juga tetap menggerakkan perekonomian," ucap dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya