Harga Minyak Tergelincir Kekhawatiran Soal Pasokan dan Dolar

Kekhawatiran permintaan, memang memberi sentimen dan mencegah kenaikan harga minyak yang terjadi sebelumnya.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Jan 2021, 08:01 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia merosot terdampak melemahnya dolar dan persediaan stok yang besar di AS. Konidi yang tidak dapat mengimbangi kekhawatiran bahwa penundaan peluncuran vaksin dan pembatasan perjalanan baru demi mencegah wabah virus Corona Covid-19 baru dapat menekan permintaan minyak.

Melansir laman CNBC, harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Maret turun 27 sen, atau 0,48 persen menjadi USD 55,54 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 51 sen, atau 0,96 persen lebih rendah menjadi USD 52,34 per barel.

Harga minyak sebelumnya didukung data yang dirilis Rabu, yang menunjukkan terjadi penarikan 10 juta barel pada persediaan minyak mentah AS di pekan lalu. Menurut para analis penarikan disebabkan kenaikan ekspor minyak mentah AS dan penurunan impor.

“Ini sangat melegakan terutama setelah seminggu ada kenaikan, membuat pedagang merasa nyaman bahwa pasokan tidak membanjiri permintaan untuk saat ini,” kata Louise Dickson dari Rystad Energy.

Selain itu, indeks dolar AS membalik ke wilayah negatif setelah kenaikan sebelumnya, yang juga membantu mendukung harga minyak.

Pembeli yang menggunakan mata uang lain membayar lebih sedikit untuk minyak yang dihargakan dalam dolar ketika greenback jatuh.

Kekhawatiran permintaan, memang memberi sentimen dan mencegah kenaikan harga minyak yang terjadi sebelumnya.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Kontraksi Ekonomi AS

Ilustrasi Harga Minyak

Di sisi lain, perekonomian AS mengalami kontraksi terdalam sejak Perang Dunia kedua pada 2020 ketika pandemi COVID-19 menekan pengeluaran konsumen dan investasi bisnis. Ini mendorong jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan dan jatuh miskin.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan 847.000 lebih banyak orang kemungkinan mengajukan klaim pengangguran AS pada minggu lalu, memperkuat pandangan tentang kelemahan pasar tenaga kerja yang terus-menerus.

Pemeriksaan vaksin yang lebih ketat oleh Uni Eropa dan penundaan pengiriman dari AstraZeneca Plc dan Pfizer Inc telah memperlambat vaksinasi.

Di China, yang menjadi konsumen minyak terbesar kedua di dunia, mencatat jika lonjakan kasus virus Corona telah menyebabkan pembatasan perjalanan menjelang Tahun Baru Imlek, yang biasanya menjadi musim perjalanan tersibuk dalam setahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya