Selesaikan Masalah Harga Daging Sapi, Moeldoko Siap Dialog dengan Pedagang

Moeldoko merespons keinginan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) untuk berdiskusi dengan pihak Istana mengenai solusi untuk menurunkan harga daging sapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2021, 19:47 WIB
Gantungan daging di los pedagang yang kosong di Pasar Kebayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Para pedagang daging sapi di sejumlah pasar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar aksi mogok jualan mulai Rabu hingga Jumat (22/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membuka ruang dialog dengan asosiasi pedagang guna mencari solusi yang tepat untuk masalah harga daging sapi. Beberapa pekan terakhir memang harga daging sapi terus melonjak dan membuat para pedagang memilih untuk melakukan aksi mogok.

“Saya berharap mereka bisa kita ajak konsultasi, kita ajak bicara. Nanti kita cari bagaimana jalan keluarnya. KSP sangat terbuka untuk menerima mereka,” kata Meoldoko, di Gedung Bina Graha, Istana Kepresidenan, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/1/2021). 

Tawaran tersebut disampaikan Moeldoko merespons keinginan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) untuk berdiskusi dengan pihak Istana mengenai solusi untuk menurunkan harga daging sapi.

Moeldoko mengatakan pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan harga komoditas pangan Jika salah satu komoditas pangan, harga daging sapi, masih mahal, kata dia, perlu langkah-langkah cepat untuk mengendalikan harga agar tidak membebani masyarakat.

“Seperti kemarin persoalan kedelai juga seperti itu. Harus ada langkah-langkah cepat di lapangan, tapi memang harga daging ini cukup tinggi ya harganya. Saya sudah dengar harganya antara Rp 130 ribu per kg,” ujarnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Keluhan Pedagang Daging Sapi yang Mogok Jualan di Depok

Seorang perempuan terlihat di antara los daging yang kosong akibat aksi mogok pedagang di Pasar Kebayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Aksi mogok jualan para pedagang daging sapi sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas tingginya harga daging sapi sejak akhir 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Depok mogok jualan. Rencananya, aksi mogok berjualan akan dilakukan selama tiga hari.

Salah seorang pedagang daging di Kota Depok, Sugino mengatakan, aksi mogok penjual daging dilakukan atas kesepakatan bersama. Aksi mogok jualan merupakan buntut dari keluhan pedagang atas kenaikan harga potongan daging.

"Harga potongan daging sekarang menjadi Rp95 ribu per kilogram, itu pun belum dipisah antara daging dengan tulang dan gajih," ujar Sugino, Rabu (20/1/2021).

Sugino menjelaskan, apabila harga potongan daging di rumah pemotongan hewan sebesar Rp95 ribu, maka ongkos produksi dan biaya lainnya dapat mencapai Rp120 ribu.

Hal itu sangat memberatkan pedagang daging, apalagi harga daging yang dijual ke masyarakat Rp120 ribu per kilogram.

"Kalau kita jual Rp120 ribu kita akan rugi. Namun jika menaikkan harga jual kepada konsumen sangat tidak mungkin karena situasi sedang pandemi, konsumen jadi malas membeli daging," keluh Sugino.

3 dari 3 halaman

Ada yang Masih Berjualan Daging Sapi

Seorang pria terlihat di antara los daging yang kosong akibat aksi mogok pedagang di Pasar Kebayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Aksi mogok jualan para pedagang daging sapi sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas tingginya harga daging sapi sejak akhir 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Kepala UPT Cisalak Pasar Sutisna membenarkan bahwa pedagang daging di Pasar Cisalak melakukan aksi mogok berjualan selama tiga hari. Pedagang merasa keberatan dengan harga potongan daging yang akan dijual kembali ke warga di Pasar Cisalak.

"Informasinya mulai hari ini hingga Jumat (20/1/2021)," ucap Sutisna.

Sutisna menuturkan, dari 60 kios daging yang disediakan di Pasar Cisalak, hanya 15 kios yang masih berjualan. Saat ini harga daging di Pasar Cisalak sebesar Rp120 ribu per kilogram.

"Sedikit yang berjualan mungkin karena harga potongan daging di sana sedang naik sehingga pedagang keberatan kalau menjual kembali masih harga normal di pasar," tandas Sutisna. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya