Pantau Lahar Semeru, Pemkab Lumajang Bangun Pos di Curah Kobokan

Menurutnya, terjadinya awan panas guguran Gunung Semeru sekitar satu bulan lalu ditambah dengan yang terjadi pada Sabtu (16/1/2021) semakin menambah endapan material vulkanik.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 18 Jan 2021, 20:31 WIB
Gunung Semeru menjulang di atas desa Lumajang, Jawa Timur, setelah meletus sehari sebelumnya, Minggu (17/1/2021). Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer pada Sabtu (16/1). (Juni Kriswanto / AFP)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kabupaten Lumajang akan mendirikan pos pantau lahar dingin Semeru di Curah Kobokan setelah terjadi erupsi yang meluncurkan awan panas guguran pada akhir pekan lalu.

"Pendirian pos pantau ini dilakukan sebagai antisipasi terjadinya lahar dingin Gunung Semeru yang tidak bisa diprediksi, sehingga kondisi terkini Gunung Semeru bisa terpantau setiap saat," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq di Lumajang, seperti dikutip dari Antara, Senin (18/1/2021).

Menurutnya, terjadinya awan panas guguran Gunung Semeru sekitar satu bulan lalu ditambah dengan yang terjadi pada Sabtu (16/1/2021) semakin menambah endapan material vulkanik.

"Tentu endapan di atas lebih banyak lagi, sehingga yang dikhawatirkan kalau hujan turun sewaktu-waktu dapat berpotensi terjadi lahar dingin yang tidak bisa diantisipasi lebih awal," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, curah hujan yang tidak merata juga menjadi salah satu penyebab lahar dingin tidak bisa diprediksi, sehingga dengan adanya pos pantau di Curah Kobokan, antisipasi lahar dingin dapat dilakukan sejak dini.

"Sewaktu-waktu bisa terjadi lahar dingin dan tidak hanya satu lokasi saja. Di bawah juga banyak warga atau penambang yang bekerja dan beraktivitas di dekat aliran sungai yang berhulu di Semeru, sehingga petugas bisa menyampaikan ke bawah agar segera ada langkah antisipasi kalau terjadi lahar dingin," katanya.

Load More
2 dari 2 halaman

Mulai Normal

Sementara itu, aktivitas warga di lereng Gunung Semeru sudah kembali normal dan sebagian besar warga yang bertani dan bercocok tanam kembali ke sawah dan ladangnya.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi dengan mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas, karena suhunya masih tinggi, serta mewaspadai luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru, karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya