Simak Saham Pilihan Saat Pembatasan Kegiatan di Jawa-Bali Berlaku

Bagaimana strategi memilih saham saat ada pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Jan 2021, 19:16 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali akan memberlakukan pembatasan kegiatan di sejumlah kota Jawa dan Bali pada 11-25 Januari mendatang. Lalu saham apa saja yang dapat dicermati?

Sehubungan dengan kebijakan pembatasan kegiatan kali ini, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, hampir semua lini bisnis manufaktur dan emiten perdagangan cukup terimbas. Namun, ia juga mempertimbangkan sejumlah poin pengecualian agar kegiatan ekonomi tetap berjalan. Seperti konstruksi dan konsumsi yang masih boleh dijalankan dengan ketentuan waktu operasional.

"Hampir semua lini bisnis manufaktur akan terkena dampak, dan emiten sektor perdagangan. Tetapi PSBB kali ini ada beberapa poin pengecualian untuk mengurangi dampak,” ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (8/1/2021).

Adapun beberapa saham yang bisa dipertimbangkan selama pembatasan kegiatan menurut Lanjar, antara lain Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Ciputra Development Tbk (CTRA), Summarecon Agung Tbk (SMRA), Pakuwon Jati Tbk (PWON), Lippo Karawaci Tbk (LPKR), Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), dan Astra International Tbk (ASII).

Dihubungi secara terpisah, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali akan berimbas pada saham yang berkaitan dengan hospitality, food and beverage, retail, dan entertainment. Untuk saham-saham sektor ini, Lukman merekomendasikan untuk tidak membelinya.

"Saya tidak rekomendasi beli, yah. Lagi pula saham-saham di Indonesia yang bisa diuntungkan oleh WFH belum banyak,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Founder Emtrade & Ellen May Institute, Ellen May  menuturkan, ada pembatasan kegiatan kali ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG.

Sebab, pelaku pasar dinilai sudah mulai memahami situasi dan justru memanfaatkan momentum ini untuk kembali masuk pada perdagangan. Ellen menuturkan, pergerakan IHSG ditopang sentimen positif dari program vaksinasi pada 2021.

"Saya melihat strategi dari beberapa investor besar itu mereka melihat 2021 masih sangat potensial. Jadi ketika harga saham turun itu malah jadi momen untuk masuk lagi,” ujar dia dalam siaran IDX Channel, Kamis, 7 Januari 2021.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya