Pemanfaatan Biodiesel di 2020 Capai 8,64 Juta KL, Negara Hemat Devisa Rp 38,31 T

Secara tahunan, jumlah pemanfaatan biodiesel terus merangkak naik sejak 2017.

oleh Athika Rahma diperbarui 07 Jan 2021, 15:50 WIB
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan, program pemanfaatan biodiesel pada tahun 2020 telah mencapai 8,46 juta kilo liter (KL). Jumlah pemanfaatan biodiesel tersebut telah membantu menghemat devisa negara hingga Rp 38,31 triliun, atau sekitar USD 2,66 miliar.

Adapun, perhitungan ini dilakukan menggunakan rata-rata MOPS Solar sebesar USD 50 per BBL dan kurs Rp 14.400 per USD.

"Mandatori penggunaan biodiesel telah berjalan dengan baik dan berhasil ditingkatkan dari B20 menjadi B30 pada Januari 2020," ujar Arifin dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021).

Secara tahunan, jumlah pemanfaatan biodiesel terus merangkak naik sejak 2017, setelah sebelumnya mengalami fluktuasi. Pada tahun tersebut, jumlah pemanfaatan biodiesel mencapai 2,57 juta KL, turun dari tahun 2016 yang sebesar 3,01 juta KL.

Angka tersebut naik mencapai 3,75 juta KL pada 2018, lalu 6,39 juta KL pada 2019 dan mencapai 8,64 juta KL pada 2020. Ditargetkan pada 2021, jumlah pemanfaaan biodiesel ini bisa mencapai 9,2 juta KL.

Arifin juga turut membeberkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor ESDM sebesar 64,4 juta ton CO2. Penurunan ini dicapai melalui pemanfaatan EBT sebesar 53 persen, penerapan efisiensi energi 20 persen, penggunaan bahan bakar fosil rendah karbon 12 persen, pemanfaatan teknologi pembangkit bersih 9 persen dan kegiatan reklamasi pasca tambang 4 persen.

"Untuk 2021, ditargetkan penurunan emisi ini menjadi 67 juta ton CO2," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Alokasikan 9,2 Juta Kilo Liter Biodiesel di 2021

Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Sebelumnya, volume alokasi Bahan Bakar Nabati Jenis (BBN) jenis biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta kilo liter (KL) di 2021. Angka itu, turun dibandingkan tahun 2020.

Besaran tersebut akan digunakan untuk pencampuran biodiesel sebesar 30 persen ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar (B30).

"Penurunan tersebut disebabkan karena dampak pandemi Covid 19 yang diperkirakan pada tahun 2021 masih berlanjut," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (22/12/2020).

Pertimbangan tersebut berkaca dari realisasi penyaluran biodiesel di tahun 2020. Hingga akhir Desember 2020, proyeksi realisasi sebesar 8,5 juta KL atau 88 persen dari target yang ditetapkan sebesar 9,6 juta KL.

"Penyebab terjadi penurunan sebesar 12 persen salah satunya adalah adanya pandemi Covid-19 dan terjadinya gagal suplai beberapa Badan Usaha BBN dalam penyaluran biodiesel," jelasnya.

Terkait penyaluran di tahun 2021, Pemerintah telah menunjuk 20 Badan Usaha (BU) BBM dan BU BBN sebagai pemasok biodiesel. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 252.K/10/MEM/2020 yang ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya