Tips Bagi Guru dan Siswa untuk Hindari Serangan Siber saat PJJ

Sejumlah tips untuk guru dan siswa ini bisa diterapkan untuk menghindari serangan siber ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 03 Des 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi Belajar Secara Online Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Kaspersky menyebut, serangan siber di sektor pendidikan meningkat tajam seiring masifnya kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Untuk menghindari hal tersebut, para siswa, guru, dan administrator yang terbiasa mengikuti PJJ harus meningkatkan keamanan online-nya.

Berikut adalah rekomendasi dari Kaspersky untuk meningkatkan keamanan online dan menghindari serangan siber.

1. Pelajari Alat yang Digunakan

Pengguna perlu mengetahui kemampuan dan fitur dari tools yang dipakai dengan sebaik mungkin.

Caranya, pengguna bisa membaca petunjuk, mempelajari antarmuka, mencari di internet untuk mendapatkan informasi dan panduan mengenai konfigurasi.

Pengguna juga bisa terus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh institusi.

2 dari 4 halaman

2. Batasi Alat Anda

Ilustrasi Belajar Online (pixabay.com)

Alat IT yang dipilih untuk menyelenggarakan kelas harus nyaman, baik untuk guru maupun siswa. Perlu dipahami bahwa lebih banyak alat tak selalu berarti memberikan pengalaman yang lebih baik.

Sebelum memulai kelas, pastikan pengguna memiliki alat yang memadai untuk pekerjaan tersebut dan seluruh peserta merasa nyaman menggunakannya.

3. Terapkan Kata Sandi Unik untuk Tiap Layanan

Penting untuk dilakukan, tiap akun yang dimiliki harus diamankan dengan kata sandi. Dalam hal ini pengguna memerlukan kata sandi yang unik dan kuat, cukup panjang, dan kompleks.

3 dari 4 halaman

4. Lindungi Akun Edukasi

Siswa sekolah dasar belajar online menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings di Pamulang Tangerang Selatan, Kamis (2/4/2020). Gelombang work from home (WFH) membuat kebutuhan terhadap aplikasi video conference meningkat saat pandemi Corona Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Perhatikan baik-baik akun yang digunakan untuk tujuan pendidikan.

Menurut Kaspersky, jika dilindungi dengan tepat, pengguna tidak akan mengalami kesulitan ketika mengaksesnya dan tidak ada orang lain yang bisa masuk ke akun tersebut.

5. Memahami Cara Mengenali Email Phishing

Pengguna perlu memahami bahwa selalu ada upaya phishing untuk mengambil alih akun ataupun sebuah layanan online.

Untuk itu pengguna perlu mengetahui cara membedakan upaya phishing dari email resmi dan pesan yang mungkin dikirim oleh layanan resmi. Email phishing biasanya berisi link atau tautan ke website yang mirip dengan website resmi. Pengguna harus berhati-hati untuk tidak mengkliknya.

Selain itu, pengguna juga harus tahu, situs phishing selalu berisi kesalahan, tata letak tidak selaras, atau tautan keliru. Namun, penjahat siber juga kadang membuat laman phishing yang begitu mirip dengan aslinya.

Pastikan untuk tidak sembarangan memasukkan informasi pribadi atau informasi login ke website yang tidak jelas.

 

4 dari 4 halaman

6. Lindungi Perangkat

Belajar bahasa Inggris online/dok. EF

Pengguna juga dapat melindungi perangkat yang dipakai untuk mengakses sumber daya pendidikan.

Pasalnya ketika perangkat yang dipakai untuk sekolah online dihinggapi ransomeware, upaya pemulihan dan mendapatkan kembali file akan membuang waktu berharga.

Jika komputer pengajar kena serangan, hal ini bisa menjadi celah menggiurkan bagi pelaku kejahatan siber. Tak hanya itu, beberapa malware mungkin mencoba menyebar ke perangkat siswa.

Untuk itulah pengguna juga butuh perlindungan yang andal di komputer, smartphone, atau tablet yang digunakan untuk PJJ.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya