Bursa Saham Asia Menghijau, Indeks Jepang Melonjak 2 Persen

Ada dua sentimen positif yang mendorong penguatan bursa saham di kawasan Asia Pasifik pada perdagangan Selasa ini.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Nov 2020, 09:00 WIB
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia dibuka melonjak pada perdagangan Selasa ini. saham-saham di bursa Jepang memimpin kenaikan di antara pasar saham lain di Asia Pasifik.

Ada dua sentimen yang mendorong penguatan bursa di kawasan Asia Pasifik ini. Sentimen pertama adalah kabar positif mengenai uji coba vaksin Covid-19 dan sentimen kedua adalah penunjukkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden AS terpilih Joe Biden.

Mengutip CNBC, Selasa (24/11/2020), di awal perdagangan, Nikkei 225 Jepang melonjak 2,35 persen karena saham pembuat robot Fanuc naik 2,22 persen. Indeks Topix juga naik 2,18 persen. Pasar di Jepang ditutup pada hari Senin untuk liburan.

Indeks saham Kospi Korea Selatan naik 0,28 persen. Di Australia, S&P/ASX 200 naik sekitar 1 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa saham Asia diperdagangkan 0,15 persen lebih tinggi.

Fokus investor pada hari Selasa kemungkinan akan terus berlanjut pada momentum positif seputar uji coba vaksin virus Covid-19. AstraZeneca mengatakan analisis sementara menunjukkan vaksin Covid-19 memiliki kemanjuran rata-rata 70 persen dalam melindungi terhadap virus.

Itu mengikuti hasil vaksin menggembirakan lainnya dalam beberapa minggu terakhir. Uji coba tahap akhir dari Pfizer-BioNTech dan Moderna menunjukkan kandidat vaksin Covid-19 masing-masing sekitar 95 persen efektif.

Sementara itu, berita bahwa Joe Biden telah memilih mantan Ketua Fed AS Yellen menjadi Menteri Keuangan juga dapat meningkatkan sentimen investor pasar saham pada Selasa. Jika dikonfirmasi oleh Senat, dia ditetapkan menjadi wanita pertama yang memimpin Departemen Keuangan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Wall Street Melonjak karena Harapan Vaksin Covid-19

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan bursa saham di New York ini setelah AstraZeneca dan Universitas Oxford mengatakan vaksin Covid-19 yang tengah mereka kembangkan efektif hingga 90 persen.

Mengutip CNBC, Selasa (24/11/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 327,79 poin lebih tinggi atau naik 1,1 persen pada 29,591.27. Untuk S&P 500 naik 0,6 persen dan mengakhiri hari di 3.577,59. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,2 persen menjadi 11.880,63.

Dow mencapai sesi tertinggi pada menit-menit terakhir perdagangan di tengah berita bahwa Presiden terpilih Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan.

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan pilihan tersebut. CNBC kemudian mengkonfirmasi laporan tersebut melalui sumber.

Saham perusahaan pelayaran dan maskapai penerbangan memimpin kenaikan di Wall Street karena harapan akan adanya vaksin Covid-19 akan membuka kembali ekonomi dan meningkatkan perjalanan awal tahun depan.

Saham Carnival Corp naik 4,8 persen, sementara United Airlines naik 2,6 persen. Namun, saham perusahaan teknologi mengalami kesulitan. Apple turun hampir 3 persen, Netflix turun 2,4 persen.

Facebook, Amazon, Alphabet, dan Microsoft semuanya mencatat sedikit kerugian.

AstraZeneca mengatakan, analisis sementara menunjukkan vaksin yang mereka kembangkan memiliki kemanjuran rata-rata 70 persen dengan satu regimen dosis menunjukkan efektivitas 90 persen.

Ini mengikuti data uji coba tahap akhir dari Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 masing-masing sekitar 95 persen efektif.

“Dengan tiga vaksin yang sekarang menunjukkan kemanjuran 90 persen dan pejabat kesehatan di AS dan UE bergegas untuk menyetujuinya, proses vaksinasi akan dimulai sebelum akhir tahun,” tulis Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.

"Optimisme vaksin Ccvid-19 ini lebih dari sekadar mengimbangi lanskap penularan yang sangat suram karena kasus-kasus yang meningkat dan pemerintah mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengekang penyebaran virus." tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya