12 Barak di Sleman Sudah Siap, Semua Akan Diungsikan Sebelum Status Merapi Jadi Awas

Pengungsian warga yang tinggal di dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi akan dilakukan setelah ada instruksi dari Kepala Pelaksana BPBD Sleman

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2020, 01:00 WIB
Petugas dari komunitas Siaga Merapi memantau aktivitas gunung merapi dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Status Gunung Merapi sudah dinaikkan pada 5 November 2020 lalu dari waspada level II menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyiapkan 12 barak pengungsian yang berada 10 kilometer lebih dari puncak Gunung Merapi bagi warga yang membutuhkan tempat mengungsi guna menghindari dampak letusan gunung tersebut.

"Saat ini 12 barak pengungsian dengan radius lebih dari 10 km tersebut sudah siap digunakan,sehingga jika ada peningkatan aktivitas Merapi dan BPPTKG memberikan rekomendasi warga harus mengungsi, semua sudah siap," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono di Sleman, Jumat, dikutip Antara.

Barak pengungsian erupsi Gunung Merapi, yang sudah disiapkan antara lain Barak Gayam, Barak Kiaran, Barak Plosokerep Barak Purwobinangun, Barak Girikerto, Barak Pondokrejo, Barak Umbulmartani, dan Barak Tirtomartani.

Pengungsian warga yang tinggal di dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi akan dilakukan setelah ada instruksi dari Kepala Pelaksana BPBD Sleman berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Perintah pengungsian satu komando oleh Kalak (Kepala Pelaksana) BPBD atas rekomendasi dari BPPTKG. Saat ini warga yang sudah diungsikan merupakan kelompok rentan dari wilayah yang rawan bencana erupsi sesuai rekomendasi," katanya.

Ia mengatakan bahwa BPBD sudah punya data warga kawasan rawan bencana erupsi Merapi atau KRB III Merapi.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Warga dan Relawan Siaga

Aktivitas gunung merapi terlihat dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada 5 November lalu menaikkan status Gunung Merapi menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Data ini merupakan hasil survei langsung di lapangan, mulai dari wilayah barat hingga timur. Seperti di Turgo sudah ada, Ngandong juga sudah ada. Sedangkan untuk wilayah Kaliurang, kami belum melakukan pendataan karena kesulitan jejaring yang di sana," kata Joko.

"Nanti jika status naik menjadi Awas, kami akan koordinasi dengan yang lain, akan kami fokuskan ke apa yang direkomendasikan BPPTKG," katanya.

Menurut dia, BPBD juga sudah menyiapkan relawan dan warga untuk melakukan pengungsian jika aktivitas Gunung Merapi meningkat.

"Kesiapsiagaan kami rasa saat ini sudah siap. Termasuk nanti jika wilayah rawan diperluas, apabila terjadi letusan, teman-teman relawan di bawah juga sudah siap. Namun, nanti diupayakan sebelum status Merapi naik menjadi Awas, semua sudah diungsikan," katanya.

Joko menambahkan bahwa perangkat dalam sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) bencana semuanya dalam kondisi baik.

"Ada satu sensor angin, curah hujan, kelembaban, dan khusus Merapi ada 35 EWS di sepanjang Sungai Gendol yakni di Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, Banjarsari, Bronggang, Morangandan Ngerdi," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya