15 Emiten Belum Penuhi Ketentuan Free Float 7,5 Persen

BEI menyampaikan, terdapat sebanyak 15 perusahaan tercatat yang belum memenuhi ketentuan minimum saham publik (free float) 7,5 persen

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Nov 2020, 19:00 WIB
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, terdapat sebanyak 15 perusahaan tercatat yang belum memenuhi ketentuan minimum saham publik (free float) 7,5 persen.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna melaporkan, sebanyak 694 dari 709 emiten per 30 September 2020, atau sekitar 98 persen telah memenuhi ketentuan minimum kepemilikan pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama, serta ketentuan minimum jumlah pemegang saham.

"Terdapat 2 persen atau 15 perusahaan tercatat yang belum memenuhi ketentuan tersebut," kata Nyoman dalam pesan tertulis, Senin (16/11/2020).

Nyoman mengatakan, pihak bursa terus melakukan berbagai upaya komunikasi dan memberikan pembinaan kepada emiten bersangkutan agar senantiasa memenuhi ketentuan pasar modal yang berlaku.

Termasuk ketentuan minimum kepemilikan pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama, serta ketentuan minimum jumlah pemegang saham.

"Beberapa upaya yang dilakukan Bursa diantaranya memberikan sosialisasi mengenai aksi korporasi yang dapat dilaksanakan dalam rangka pemenuhan ketentuan tersebut," kata Nyoman.

"Atas hasil diskusi dan pembinaan, perusahaan tercatat yang belum memenuhi ketentuan sedang mematangkan rencana pemenuhan yang tepat untuk kondisi masing-masing perusahaan tercatat," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sektor Konstruksi Melesat, IHSG Ditutup Menguat ke 5.494,87

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. Selama perdagangan, IHSG berada di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin(16/11/2020), IHSG ditutup naik 33,81 poin atau 0,62 persen ke posisi 5.494,87. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 0,72 persen ke posisi 873,43.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.519,67 dan terendah 5.462,46.

Pada sesi penutupan pedagangan, 263 saham perkasa sehingga membawa IHSG di zona hijau. Sementara itu, sebanyak 179 saham melemah dan 165 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham 809.250 kali dengan volume perdagangan 14 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10 triliun.

Investor asing jual saham Rp 524,70 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.112.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, seluruhnya berapa di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor konstruksi melesat 2,35 persen. Kemudian disusul sektor infrastruktur naik 1,92 persen dan sektor pertambangan naik 1,65 persen.

Saham yang menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau antara lain CBMF yang naik 22,55 persen ke Rp 625 per lembar saham. Kemudian YULE yang naik 21,48 persen ke Rp 328 per lembar saham dan TAMA yang yang naik 19,80 persen ke Rp 236 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain PORT yang melemah 6,96 persen ke Rp 428 per lembar saham. Kemudian PAMG turun 6,92 persen ke Rp 121 per lembar saham dan ALKA turun 6,85 persen ke Rp 272 per lembar saham.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya