3 Presiden AS Ini Dikenal Dermawan, Ada yang Bangun Rumah untuk Warga Miskin

Masyarakat dunia mungkin menggambarkan seorang Presiden AS sebagai tokoh yang glamor dan identik pada kekayaan. Namun diantara mereka, ada beberapa tokoh yang dikenal dermawan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2020, 18:35 WIB
Ilustrasi dermawan (istimewa)

Liputan6.com, Washington D.C. - Para Presiden Amerika Serikat terdahulu memiliki gaya dan ciri khasnya masing-masing, mereka biasanya dikenal dengan tokoh yang memiliki reputasi serta kekayaan yang tinggi.

Namun, dari beberapa tokoh yang pernah duduk di ruang oval Gedung Putih, ada segelintir yang dikenal sebagai dermawan.

Para mantan Presiden AS ini tidak hanya membangun citra dermawan saat mereka sedang memimpin kekuasaan, tetapi terus melakukannya hingga saat ini. 

Dikutip dari World Atlas, Senin (16/11/2020), tokoh-tokoh tersebut membuat sebuah yayasan sosial yang memiliki tujuan berbeda. Namun, tujuan tersebut tetap diarahkan kepada kesejahteraan manusia.

Berikut ini adalah tiga mantan Presiden AS yang dikenal dermawan dan membuat yayasan sosial untuk menolong sesama yang membutuhkan:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

1. Jimmy Carter (Masa Kepresidenan 1977-1981) 

Jimmy Carter (Public Domain)

Mantan Presiden AS Jimmy Carter kerap dijunjung tinggi sebagai model politikus filantropi (dermawan). Carter menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, ditemani Ibu Negara Rosalynn Carter, membuat kerangka kerja untuk badan amalnya.

Upaya amal Carters berpusat di sekitar membangun rumah bagi orang yang kurang mampu dan Habitat for Humanity adalah platform utama mereka selama bertahun-tahun.

Selain karyanya dengan Habitat for Humanity, Jimmy Carter juga mendirikan Carter Center pada 1982. Misinya mirip dengan masa kepresidenannya yakni "Mengobarkan Perdamaian, Memerangi Penyakit, dan Membangun Harapan".

Carter Center saat ini sedang aktif memberi bantuan penanganan COVID-19 di seluruh dunia ketiga, masalah hak asasi manusia dan kesadaran kesehatan mental pada anak-anak.

3 dari 4 halaman

2. Bill Clinton (Masa kepresidenan 1993 - 2001)

Presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton (Public Domain)

Bill Clinton dan Hillary Clinton adalah pasangan yang pada dasarnya identik dengan politik Amerika. Keluarga Clinton terkemuka dengan jejak filantropi yang besar.

Clinton mendirikan yayasan mereka pada 1997 dengan tujuan penggalangan dana untuk Perpustakaan Kepresidenan Clinton. Sejak awal, organisasi amal tersebut telah memperluas mandatnya untuk memasukkan banyak tujuan sosial, termasuk bantuan bencana, pengembangan kesehatan masa kanak-kanak, perubahan iklim dan pengendalian penyakit epidemi.

Namun, badan amal Clinton tidak akan menjadi organisasi tanpa skandal dan Clinton Foundation dikepung sejumlah tuduhan dan investigasi. Praktik penggalangan dana di yayasan ini selalu dipertanyakan.

Meskipun terlibat dalam potensi kesalahan. Namun, faktanya yayasan ini telah menyalurkan jutaan dana untuk tujuan yang mereka lakukan selama lebih dari dua dekade.

4 dari 4 halaman

3. Barack Obama (Masa Kepresidenan 2009-2017)

Michelle Obama dan Barak Obama. (Liputan6/AP)

Mantan Presiden Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama terkenal karena partisipasi mereka dalam kegiatan amal. Di antara pekerjaan penting lainnya, Obama menyumbangkan lebih dari $ 1 juta (Rp 14,122,500,000) selama masa kepresidenannya, termasuk gaji presidennya dan $ 1,4 juta (Rp 19,771,500,000) dari kemenangan Hadiah Nobel Perdamaian.

Dana tersebut kemudian dibagi kepada 10 organisasi amal yang berbeda.

Yayasan Obama didirikan pada tahun 2014 di Chicago, Illinois, dengan mandat untuk memajukan hak asasi manusia, kesetaraan kesempatan dan kemajuan budaya. Michelle Obama memegang peran besar di yayasan, selain melakukan pekerjaan amal independen.

12 bulan setelah Barack Obama meninggalkan ruang oval, Yayasan Obama mulai menggalang dana dengan tekad baru dan berhasil mengumpulkan $ 232,6 juta (Rp 3,284,893,500,000) pada saat itu.

Tahun-tahun mendatang akan mengungkapkan pencapaian baru untuk yayasan tersebut. Menurut Obama, yayasan ini memiliki potensi untuk menjadi lebih berpengaruh daripada kepresidenannya.

 

Reporter: Ruben Irwandi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya